TIGA

35.7K 2.2K 168
                                    

Jangan jadi siders. Kami hanya membutuhkan vote dan komenan kalian untuk meramaikan ceritanya

Tolong untuk kerja samanya, satu vote dan komen kalian itu sangat berarti bagi kami

Happy reading❤️🦋

"Kekurangan di fisik bukan sebagai penghalang kita untuk menuju impian." — Dia Matahari

Mereka pun berkumpul di ruang makan. Sedang menikmati makanan yang dihidangkan oleh Carisha. Matahari yang berada di samping Aksa dan berhadapan dengan Carisha. Namun wanita itu menatap sinis ke Matahari yang membuat Matahari menunduk takut sembari menyuapkan makanannya ke dalam mulut.

Aksa menoleh melihat Matahari yang hanya menunduk. "Ta, kenapa?"

Mereka seolah menatap Matahari yang hanya dapat gelengan sebagai jawaban dari gadis itu.

"Matahari." panggil Haris.

Lama gadis itu menunduk, akhirnya Matahari pun menatap ke arah Haris yang telah memanggilnya.

"Hari ini Ayah nggak bisa buat antar kamu lagi ke sekolah. Kamu akan diantar oleh Abang kamu." ucap Haris lalu ia menoleh ke Aksa. "Bisa kan, Bang?"

Aksa memutar bola matanya. Ia jengah dengan kedua orang tuanya. "Kan emang Matahari sama Aksa terus. Diantar sama Aksa. Dijemput sama Aksa. Ayah sibuk." Aksa yang tadinya selera makan, cowok itu akhirnya memilih untuk berhenti.

"Aksa, kok kamu ngomong begitu ke Ayah?" tegur Carisha dengan lembut.

Aksa menghiraukan. Memilih turun dari duduknya dan pergi mengambil tas yang tertinggal di kamarnya. Tak butuh waktu lama, ia kembali lagi menghampiri Matahari. "Jaket sama tas kamu dimana, Ta?"

Matahari menunjuk di sebuah sofa. Di ruang tamu. Lalu Aksa pun mengambilnya dan memakaikan jaket dan tas ke Matahari.

"Ayo berangkat." Matahari mengangguk. Ia pun turun dari duduknya di bantu oleh Aksa.

Saat mereka ingin pergi untuk berangkat. Carisha pun bersuara. "Nanti pulangnya biar Mama yang jemput Matahari."

^^^^^

"Nanti dijemput sama Mama ya?"

Aksa mengangguk. Dalam hati kecil gadis itu entah mengapa ia lebih ingin dijemput oleh Aksa. Dahulu ia pernah sekali dijemput oleh Carisha. Namun berakhir pas di rumahnya Matahari habis dimarahi sama wanita yang tak punya perasaan itu. Apapun yang Matahari lakuin selalu salah di mata Carisha.

"Gak pa-pa kalo Mama yang jemput?" tanya Aksa memastikan.

"Gak pa-pa. Justru Matahari seneng kalo yang jemput Matahari itu Mama." ucap gadis itu dengan menunjukkan wajah senangnya ke Aksa.

"Yauda, Abang berangkat ya? Takut gerbang sekolahnya tutup." ucap Aksa membuat Matahari mengangguk. Sebelum ia pergi, Aksa melambaikan tangannya ke Matahari lalu dibalas lambaikan tangannya oleh gadis itu. Setelah itu Aksa memilih pergi untuk menuju sekolahnya.

Matahari masuk ke dalam kelasnya. Ia melihat teman-temannya yang asyik bermain dengan mainan yang mereka bawa. Gadis itu menghampiri berniat untuk bergabung ke mereka. Namun salah satu temannya itu menghalangi Matahari. Ia menolak kehadiran Matahari yang ingin bergabung dengan mereka.

"Kita kan nggak ajak kamu." ucap salah satu siswi yang seusia Matahari. "Lagian kamu juga nggak bawa mainan kayak kita. Udah sana-sana! Kalo mau main sama kita harus bawa mainan dong!"

Matahari menatap ke beberapa teman-temannya yang sedang asyik bermain tanpa mengajaknya. Satu siswi yang sudah menghalanginya tadi pun pergi berlalu dengan wajah yang tak suka ke Matahari.

DIA MATAHARI [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now