EMPAT PULUH TIGA

15.1K 1K 357
                                    

vote sama komennya bestieh, sedih banget kalian cuma baca doang😔

untuk paket detak masih ada stok nya, jangan lupa CO keburu kehabisan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

untuk paket detak masih ada stok nya, jangan lupa CO keburu kehabisan. dan aku udah taruh link harga paket novel Dia Matahari di bio ig tulisansebell, aku tunggu kalian jemput anak-anak ku💜

aku kasih tau lagi ke kalian, untuk ending di novel sama di wattpad ini beda ya, dan ada banyak alur juga yang aku tambahin di sana🌻

happy reading💚

"Bukan cinta yang rumit. Tapi manusia lah yang membuatnya jadi rumit." — Dewangga Putra Alvarez

Pagi-pagi sekali Marquetta ke rumah Dewa untuk menjenguk adik sepupunya yang diberi kabar melalui Mbok Gina kalau Dewa sedang tidak baik-baik saja. Perempuan itu jelas khawatir. Pikirnya di sini Dewa tidak mempunyai siapa-siapa selain dia dan Neneknya. Kalau Tama, bahkan pria tua itu sudah memperlakukan Dewa sebegitu kasarnya. Memukuli cucunya sendiri sampai babak belur. Namun sekarang Dewa kembali mendapatkan luka yang lebam di seluruh wajahnya entah siapa yang memukulinya lagi. Marquetta merasa kasihan dengan kondisi Dewa.

Mbok Gina juga bilang kalau semalaman Dewa terus mengerang kesakitan namun matanya masih dia pejamkan, sambil dia mengigau nama Ibunya juga nama perempuan yang begitu Dewa sayang.

Marquetta menghela napas. Bahkan suhu tubuh Dewa pun menjadi demam. Dia ragu untuk ke sekolah, ingin saja ia menemani adik sepupunya ini. Namun apa daya di kelasnya dia ada kuis. Jadi tidak bisa Marquetta untuk izin sekolah.

"Gue gak tahu gimana reaksi orang tua lo kalau tahu keadaan lo begini. Gue aja sedih lihatnya, gimana mereka?" Tangan Marquetta masih tergerak mengelus pucuk kepala Dewa. "Gue juga gak tega ngasih tahu kondisi lo ke Nenek. Dia juga pasti sedih, luka lo banyak begini."

"Siapa yang mukul lo, Wa? Luka lo bikin gue jadi ngeri lihatnya."

Marquetta pun menatap jam pada pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 06.45 yang sebentar lagi dia akan berangkat ke sekolah. Perempuan itu beranjak dari duduknya.

Mbok Gina pun kembali masuk ketika Marquetta memanggil. Dia menatap Dewa sejenak kemudian pandangannya beralih ke Mbok Gina lagi.

"Mbok, Quetta nitip Dewa ya? Kalau dia bangun bilang aja dia udah Quetta izinin sekolah." ucap Marquetta.

Mbok Gina mengangguk mengerti. Marquetta kembali mendekat lagi pada Dewa yang masih saja ia pejamkan matanya. "Nurut sama Mbok Gina nanti lo, gue berangkat dulu. Cepat sembuh cucu Nenek yang paling manja." katanya kemudian Marquetta terkekeh pelan.

Marquetta berbalik. Dia belum juga melangkahkan kakinya keluar dari kamar Dewa. Perempuan itu masih berdiri. Dia teringat dengan ucapan Mbok Gina padanya tadi. Mbok Gina bilang kalau Dewa mengigau nama Ibunya juga nama perempuan yang tidak Mbok Gina kenal.

DIA MATAHARI [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now