TUJUH

27.4K 1.7K 99
                                    

Seperti biasa bestieh jangan lupa ramein terus ya? Biar aku makin semangat hoho

Happy reading❤️🦋

"Tetaplah jadi dirimu sendiri tanpa harus menjadi orang lain." — Dia Matahari

Mereka pun selesai dengan upacaranya. Terik matahari menyengat ke permukaan bumi membuat mereka berhamburan masuk ke dalam kelasnya masing-masing. Tak lama dari itu bel berbunyi masuk nyaring seantero sekolah. Kelas X IPS 1 telah berkumpul menjadi satu di dalam kelasnya. Masih sibuk dengan pembagian siapa yang akan menjadi ketua maupun wakil di dalam kelas mereka.

"Yang jadi ketua cowok lah! Lemah amat yang di suruh cewek mulu."

Mereka menoleh ke arah sumber suara. Perempuan itu berdiri ke depan kelas.

Ia menatap ke name tag di bagian bajunya. "Nama lo Rafi? Jangan cuman nyuruh doang! Kalau mau lo yang jadi ketua. Tapi harus benar! Jangan bertingkah!"

Semua terdiam kala perempuan yang bernama Megan itu terus saja berbicara.

"Kalau gue yang jadi ketua, berarti lo gue tunjuk sebagai wakil. Deal?"

Tanpa pikir panjang. Megan seakan bersedia menjadi seorang wakil di dalam kelasnya. "Deal! Asal lo enggak bergantung ke wakil terus."

Ketua yang bernama Rafi pun menunjuk ke Matahari dan Gaby. "Lo berdua jadi sekretaris." Dan kembali lagi Rafi menunjuk ke dua teman kelasnya yang akan menjadi bendahara.

"Udah selesai 'kan? Oke, gue anggap pembagian ketua, wakil dan lainnya udah selesai." Rafi kembali duduk dengan wajah sombongnya.

"Najis." Megan memutar bola matanya. Ia merasa jijik dengan cowok sombong seperti Rafi.

Megan menatap ke arah Matahari dan Gaby yang sedari tadi hanya diam. "Kenapa? Kalau enggak terima, seharusnya speak up."

"Enggak kok. Cuman aku belum pernah aja jadi sekretaris. Jadi takut salah." ucap Matahari membuat Megan mengangguk mengerti.

"Kerja sekretaris enggak terlalu susah. Enggak kayak bendahara. Dia itu ada yang nulis dipapan dan ada yang nulis di kertas absen." jelas Megan memberitahu ke Matahari.

"Oh, oke. Nanti aku usahain." ucap Matahari.

"Oh iya," Megan mengulurkan tangannya duluan ke Matahari dan Gaby. "Gabriella Megan Magenta. Panggil Megan. Kita belum kenalan 'kan?"

Gaby langsung membalas uluran tangannya. "Ananta Gaby," Lalu bergantian dengan Matahari. "Dan aku Ranatasya Matahari."

"Oke, kalau perlu apa-apa bilang aja. Atau kita bisa jadi teman?"

Mereka saling pandang. Lalu beralih kembali menatap ke arah Megan yang menunggu jawaban mereka.

"Wah boleh! Boleh banget!" ucap Matahari merasa senang.

"Nama Megan rata-rata tomboy ya?" Megan mengernyit.

"Maksud lo?"

"Kita tadi aja enggak berani buat ngomong sama yang namanya Rafi itu. Keliatan banget sombongnya. Terus ngatur lagi. Tadi kamu lihat sendiri 'kan?" Megan langsung menoleh ke Rafi yang lagi mengatur kedua bendahara yang sudah ia pilih tadi.

DIA MATAHARI [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now