TIGA PULUH TIGA

18K 1.2K 322
                                    

Habis baca jangan lupa tinggalin jejak, vote dan komennya bestieh

Supaya author pemalas ini makin semangat update😔👊🏻

"Kadang mereka juga egois. Hanya saja mereka tak sadari itu." — Detak

Bukan hanya Dewa yang mendapati luka. Begitu juga Matahari. Selepas Dewa pergi gadis itu habis kena marah sekaligus dipukuli oleh Ayahnya sendiri. Karna Matahari terlambat pulang sekolah. Gadis itu malah pergi ke Taman dengan laki-laki yang Haris tak kenal sama sekali. Tak hanya itu, Haris semakin marah ketika Matahari ketauan mendapatkan nilai kecil di tugas Ekonominya. Itu bagian kelemahannya Matahari. Orang tuanya mana tahu itu. Walaupun Matahari sudah berusaha semampunya dia.

Carisha sudah pasti senang melihatnya. Ia malah memanas-manasi lagi agar Haris makin membenci Matahari. Itu salah satu tujuannya ingin menyingkirkan Matahari dari hidupnya. Adanya Matahari di rumah seketika membuat dirinya muak. Ia tak sudi ketika Haris memberikan penuh perhatian dan kasih sayangnya ke Matahari.

Carisha hanya ingin Haris memberikan penuh perhatian dan kasih sayangnya ke Aksa. Karna dia adalah anak kandungnya bukan Matahari.

Tapi yang dibela justru selalu saja menolong Matahari disaat kedua orang tuanya ingin memberikan luka pada perempuan itu. Aksa seakan menjadi pelindung Matahari. Dan seharusnya menurut Carisha itu tidak perlu.

Itu yang membuat Carisha kesal pada Aksa. Tidak pernah mau berada di pihaknya.

Dada gadis itu sakit. Saking sering menahan nangis di depan kedua orang tuanya. Hingga saat ini tangisannya menjadi sesegukan walau mereka tak peduli itu.

Tangan Matahari dipukul kencang hingga memerah. Lalu keningnya mengenai meja belajarnya ketika Haris mendorong anak gadisnya dengan begitu kencang. Ada sedikit darah di keningnya juga.

Aksa datang dengan mendorong balik Haris ke belakang. "Keterlaluan!" Keduanya terkejut dengan perlakuan Aksa pada Haris. "Yang Ayah pukul itu anak Ayah sendiri! Nggak sepantasnya seorang Ayah main tangan sama Matahari. Dia perempuan Ayah!" Ada kilatan marah di wajah Aksa.

"Kenapa kamu dorong Ayah, Aksa? Ayah hanya menegur Adik kamu yang sudah terlambat pulangnya! Sekaligus nilai dia juga di Ekonomi kurang. Itu memalukan bagi Ayah!" Ini gila. Benar-benar sudah gila jaman sekarang. Hanya karna nilai mereka bisa seenaknya menegur anaknya sendiri dengan secara kasar.

"Kalau gitu, Ayah perlakukan Aksa secara kasar juga. Sama kayak Ayah yang selalu memperlakukan Matahari secara kasar."

"Oh, gak cukup sampe situ. Mama. Jangan lupa Ayah perlakukan Mama secara kasar juga. Adil bukan?" Mata wanita itu langsung membulat sempurna. Anaknya bisa bilang seperti itu di depan keduanya.

"Aksa!" Carisha menegur.

"Ayah berhasil menjadi suami yang baik untuk Mama. Tapi Ayah gagal jadi orang tua yang baik buat Matahari." Seketika Haris diam seribu bahasa hanya kalimat yang Aksa berikan padanya. "Aksa mohon keluar. Udah puas kan mukulnya?" Benar-benar membuat Haris tak bisa menjawab hingga pria itu langsung memilih keluar dari kamar Matahari disusul oleh Carisha.

Aksa menoleh pada Adiknya. Perasaan bersalah kembali hadir ketika cowok itu melihat Matahari yang sudah ada di lantai. Aksa merasa sakit mendengar nangis dari Adiknya sendiri.

Ia berjongkok mensejajarkan Matahari. Menyingkirkan rambutnya yang ada di depan wajahnya. Terlihat di kening Adiknya sudah ada sedikit darah yang mengucur. Lalu tangannya yang memerah. Benar-benar keterlaluan!

"Lukanya,"

"Tolong, izinin Abang buat obatin luka kamu ya Ta?" Belum ada tanda-tanda Matahari mengiyakan.

DIA MATAHARI [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now