SEMBILAN BELAS

24.2K 1.5K 453
                                    

Semoga kalian suka sama ceritanya😻

Jangan lupa vote komen, ramein cerita ini terus yaa

Happy reading🦋

Rasanya Matahari tak ingin turun dari mobilnya mengingat kemarin ia sudah gempar di tweet. Bahkan bukannya membela justru banyak komen yang menghujat dirinya karna Matahari yang telah di gendong oleh Dewa. Seakan mereka mengira Matahari sengaja pingsan supaya bisa di gendong oleh cowok itu namun nyatanya Matahari memang tidak sadarkan diri. Tahu-tahu sudah ada di kamar Dewa. Dengan kejadian yang memalukan kemarin.

Aksa menoleh kala Adiknya tak bergerak sedikitpun untuk turun dari mobilnya.

"Kenapa?"

Matahari langsung tersadar. Ia menoleh pada Kakaknya. "Oh, nggak pa-pa kok Bang. Udah sampe ya?"

"Udah. Kok nggak turun?"

"Ini mau turun," kata gadis itu. Ia mengambil tas yang ada di belakang mobil.

"Kamu takut kena lagi?" tanya Aksa tepat pada sasarannya. Gadis itu menoleh kemudian ia hanya menggeleng kecil.

"Nggak Abang." Lalu ia memakai tas di pundaknya. "Yauda, aku pamit ya Bang? Dah!" lanjut Matahari langsung membuka pintu dan turun dari mobilnya.

Aksa belum pergi dari sekolah Matahari. Setelah melihat Matahari yang sempat melamun, cowok itu tahu pasti ada rasa ketakutan dalam diri Adiknya. Apalagi kasus yang sudah bertahun-tahun dari angkatannya yang belum juga selesai sampai sekarang. Malah Adiknya yang kini menjadi sasaran pembullyan di sekolah. Aksa merasa khawatir kalau seperti ini.

Ia menghela napas. Matahari sudah jauh darinya yang membuat Aksa langsung melakukan gas untuk pergi dari sekolahnya Matahari.

Beberapa dari mereka sudah menatap sinis kala Matahari sudah menginjakkan kakinya di sekolah. Dewa yang baru saja datang dengan membuka helm milik cowok itu tak sengaja menatap ke arah Matahari. Cowok itu turun dari motornya. Matahari menundukkan sedikit kepalanya saat semua orang menatap sinis sekaligus sambil bisik-bisik tentangnya.

Dewa menarik napasnya pelan. Sudah pasti ini gara-gara kemarin.

Dewa pun berjalan dengan kecepatan sampai ia kini berada di belakang Matahari. Cowok itu seperti bodyguard nya yang menjaga Matahari dari belakang. Tak ada yang berani menatap sinis lagi ke Matahari bahkan sudah tak ada bisik-bisik dari mereka karna tahu di belakang Matahari ada Dewa.

Dewa sengaja melakukan hal itu. Namun Matahari tak sadar adanya Dewa di belakangnya.

Saat sudah berada di lorong sekolah, Matahari seketika berhenti mendadak yang membuat Dewa justru menabrak gadis itu.

"Eh, aduh!"

Matahari berbalik menoleh ke belakangnya, "Kamu?"

"Lo ngapain sih berhenti?" Cowok yang lebih tinggi darinya itu bertanya.

"Aku mau benerin tali sepatu," Kemudian ia menatap bingung pada Dewa. "Trus kamu? Kamu ngapain ada di belakang aku? Ngikutin aku?"

"Dih? Pd amat lo?"

"Ya, kirain kamu ngikutin aku. Tiba-tiba ada di belakang aku. Nabrak aku lagi."

"Gue nabrak lo karna lo mendadak berhenti."

"Ya, maaf." Lalu cewek itu kembali berbalik membelakangi Dewa lagi. Ia berjongkok untuk membenarkan tali sepatunya yang terlepas itu.

Dewa masih menunggu Matahari sampai selesai takut cewek itu kembali ditatap sinis dan kembali mendengar bisikan yang tidak enak dari mereka semua.

DIA MATAHARI [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now