LIMA BELAS

24.9K 1.7K 330
                                    

Jangan lupa vote & komen ya bestieh! usahain jangan jadi pembaca yang siders juga😻👊🏻

Happy reading🦋

Perempuan yang sempat tertinggal bukunya itu bukan berarti memang benar-benar tertinggal. Gadis itu berbohong, nyatanya ia justru menuju kelasnya Dewa yang kebetulan cowok itu baru saja keluar. Mereka berdua mengerut saat perempuan itu berada di hadapannya dengan wajah yang sudah kelelahan.

"Eh, lo siapa? Sampe ngos-ngosan gitu lo?" tanya Arjuna pada perempuan yang bernama Sania.

Sania tak hiraukan. Gadis itu langsung menoleh pada Dewa yang sedang memperhatikan Sania.

"Gue saranin lo ke toilet cewek. Buru!" Keduanya saling pandang bingung pada Sania.

"Ngapain lo nyuruh temen gue ke toilet cewek? Macem-macem lo?"

"Ah! Gausah bacot! Udah buru!"

"Kenapa dulu?" tanya Dewa akhirnya membuat Sania menghela napas.

Dengan tanpa peduli ada Arjuna di samping Dewa; Sania dengan berani pula ia membisikkan ke telinga cowok itu yang membuat dia langsung berlari meninggalkan mereka berdua yang ada di sana.

"Lah? Gue ditinggal?"

^^^^^

"ELSA!"

Keduanya saling menoleh. Mereka terkejut dengan adanya Dewa yang masuk ke dalam toilet cewek. Wajah cowok itu terlihat marah pada Elsa yang sudah berani mem-bully Matahari; teman kecilnya dulu. Elsa langsung terdiam kala Dewa menatap marah pada gadis itu. Melihat pergerakan dari Dewa yang langsung menghampiri Matahari dengan kondisi yang sudah lemah.

Wajah Matahari sudah lebam karna ditampar oleh Gothel. Kepalanya berdenyut karna menabrak pintu toilet. Ditambah lagi rambutnya yang ditarik oleh Elsa sampai Matahari merasa pening di kepalanya.

"Lo apain dia?!" bentak Dewa pada keduanya.

Napasnya mulai tercekat. Tenggorokan nya pun terasa seperti tercekik saat ia ingin bersuara.

"Dia duluan!"

"Lo harus percaya kalau bukan gue yang duluan tapi dia! Dia ngata-ngatain gue trus gue nggak terima."

"Nggak salah kan kalo gue bales kayak gitu? Karna gue nggak terima!"

Dari apa yang Sania sampaikan membuat Dewa tak percaya sama jawaban dari Elsa.

"Bisa lo nggak usah se-kasar itu? Apa emang lo orangnya kasar sama orang?" Elsa tak bisa menjawab kala Dewa bertanya seperti itu.

"Gausah nyalahin orang! Liat dulu siapa yang salah!" celetuk Gothel.

"Diem lo!" Dewa membentak di depan Gothel, "Lo samanya!"

Dewa berbalik membelakangi keduanya. Jaket yang sudah dikembalikan itu menutupi seluruh tubuhnya. Lalu Dewa mau tak mau menggendong Matahari ala bridal style. Wajah keduanya sangat dekat saat Dewa sudah mengangkat Matahari. Hal itu membuat Elsa merasakan terbakar api cemburu melihat Dewa yang menggendong Matahari tepat di depannya.

Dewa langsung berjalan keluar dari toilet meninggalkan keduanya. Dengan hentakan satu kaki dari Elsa dengan pandangan gadis itu bahwa ia kesal pada Matahari.

DIA MATAHARI [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now