ENAM BELAS

24.5K 1.7K 450
                                    

Happy reading bestieh🦋

Jangan lupa vote & komen untuk ramein cerita ini ya😁👊🏻

"Udah kan?"

"Aduh-aduh mulu lo. Nih tangan gue sampe merah gara-gara lo pegangin terus."

Matahari terdiam. Gadis itu mengerucutkan bibirnya sedikit pada Dewa. Sedari tadi Matahari terus saja kena marah oleh cowok itu tiada henti. Layaknya memang seorang Ayah sedang memarahi anaknya yang lagi bandel. Itu Dewa ke Matahari.

"Gausah lo manyun gitu. Sengaja?"

Matahari menoleh pada Dewa yang sedang menatapnya. Ia merasa serba salah hanya perkara bibirnya manyun sedikit saja ia dimarahi lagi.

"Nggak kok."

"Halah! Bilang aja sengaja."

Matahari menghela napas. Berdebat dengan Dewa tidak ada habisnya. Selalu saja dirinya yang salah terus.

"Kenapa ya mereka seneng banget bully orang," cetus Matahari membuat Dewa memperhatikan gadis itu. "Aku emang salah karna waktu itu nggak sengaja baju dia kena sama makanan aku. Tapi itu pun aku udah minta maaf. Tapi kayaknya kata maaf dari aku aja kurang bagi dia."

Dewa yang semula berdiri kini kembali duduk di samping gadis itu.

"Kenapa nggak lo lawan?"

"Aku lawan?" Matahari terkekeh kecil. "Mana berani aku."

"Kenapa lo nggak langsung pulang duluan?"

"Aku kebelet pipis tau! Guru di kelas aku itu galak. Makanya aku mau izin aja kayak nggak berani."

"Yauda deh pulangnya aja. Eh taunya aku malah kena."

"Seharusnya lo minta tolong. Teriak."

"Gimana mau teriak? Lagi juga udah sepi duluan. Itu aja di kelas aku lama keluarnya. Karna guru aku ngejelasin terus."

Dewa manggut-manggut. Memang sudah biasa kadang ada guru yang terus saja menjelaskan tanpa tau waktu. Sudah waktunya pulang guru itu tak peduli kalau sudah waktunya bel berbunyi.

Dewa merogoh saku celananya. Ia mengeluarkan ponselnya dari saku celana lalu ia berikan pada gadis di sampingnya.

Matahari mengernyit.

"Minta nomor hp lo."

"Buat apa?"

"Lo pikir orang minta nomor hp lo buat apa? Ya, buat chat lah."

"Chat aku?"

"Chat bokap lo. Lo napa pake nanya mulu sih?"

"Iya-iya maaf. Galak banget," Matahari mengambil ponsel milik Dewa dari tangan cowok itu. Ia mengetik nomornya di kontak hp Dewa. "Itu udah aku ketik no hp aku di kontak kamu."

Dewa kembali mengambil ponselnya, "Nanti lo gue chat."

Matahari mengangguk sedikit. Suasana kembali canggung. Dewa juga tengah fokus dengan ponselnya. Sedangkan Matahari masih bingung kenapa Dewa membawanya ke sini. Sedangkan dia pernah mengantarkan dirinya pulang ke rumah.

"Dewa,"

"Hm?"

Dewa menoleh karna gadis itu kebiasaan. Hanya memanggil doang tapi gak melanjutkannya lagi.

"Apa?" Suara cowok itu terdengar lembut di telinga Matahari.

"Tadi kamu ngapain sih? Kok deket-deket aku?" Namun ternyata Matahari masih saja membahas karna gadis itu terlanjur kepo.

DIA MATAHARI [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang