EMPAT PULUH EMPAT

15.4K 1K 313
                                    

ayolah gak boleh pelit pelit, harus vote sama komennya😔

share ke temen temen kalian semua biar ngerasain sad sama baper nya di sini😋

share ke temen temen kalian semua biar ngerasain sad sama baper nya di sini😋

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

untuk paket detak masih ada stok nya, jangan lupa CO keburu kehabisan. dan aku udah taruh link harga paket novel Dia Matahari di bio ig tulisansebell, aku tunggu kalian jemput anak-anak ku💜

aku kasih tau lagi ke kalian, untuk ending di novel sama di wattpad ini beda ya, dan ada banyak alur juga yang aku tambahin di sana🌻

happy reading💚

"Nangis bukan berarti kita terlihat lemah. Namun itu adalah bentuk emosional kita yang tidak bisa kita ungkapkan." — Dia Matahari

Dia, Lazaro. Laki-laki itu dibawa paksa oleh Tama untuk ke gedung tua. Dia juga yang merupakan orang suruhan Tama waktu itu untuk mencelakai Matahari yang ternyata berakhir gagal membuat pria itu merasa kecewa dengan kerjanya.

Lazaro dipukul habis-habisan oleh dua anak buah Tama karena bagi pria tua itu Lazaro mengerjai apa yang sudah dia suruh itu sangat tidak sesuai dengan harapannya. Padahal keinginan Tama ialah melihat Matahari terluka karna nya.

Pria tua itu tidak ingin kalau Matahari berhubungan dengan Dewa, makanya dia merencanakan ini semua agar mereka kembali berjauhan lagi seperti dulu. Namun sayang dia terlalu susah untuk memisahkan keduanya kembali.

"TIDAK BECUS!" Tama berjongkok di hadapan Lazaro yang keadaannya  melemah. Lazaro tidak bisa melawan  anak buahnya Tama karena tenaga mereka lebih kuat dari Lazaro. "Kerja seperti itu saja kamu tidak becus!"

"Kamu sudah dibayar sama saya di sini, untuk mencelakai perempuan itu dan bawa dihadapan saya saja kamu malah gagal!" Tama masih menatap tajam pada Lazaro. Namun laki-laki itu menatap takut pada Tama meskipun kedua tangannya sudah mengepal erat.

"Dan perihal Ibu kamu, saya tidak jadi membawa Ibu kamu ke rumah sakit. Karena kamu saja gagal dengan tugasnya. Ingat perkataan saya Lazaro, Ibu kamu aman kalau tugas kamu berhasil. Tapi nyatanya bagaimana?"

Lazaro memberanikan diri menatap pria tua dihadapannya itu.

Tama memberikan uang senilai 1 juta pada Lazaro. "Bagaimana? Cukup?" tanya Tama pada Lazaro yang tidak ada jawaban dari laki-laki itu. "Cukup lah menurut saya, itu cuma sakit biasa." Kemudian Tama berdiri dengan merapihkan jas kantornya, lalu pergi meninggalkan Lazaro seorang diri. Namun Lazaro memukul-mukul lantai gedung tua itu untuk melampiaskan rasa kesalnya dia pada Tama selama ini.

"BANGSAT!"

^^^^^

Baru saja Matahari masuk ke dalam kelasnya. Dia mengernyit saat melihat ada amplop di mejanya yang tidak tahu milik siapa. Karena sebelum dia keluar di mejanya benar-benar tidak ada apa-apa sudah bersih karena semua buku-buku nya dan bahkan kertas saat mengisi kuisnya sudah ia masukkan.

DIA MATAHARI [SUDAH TERBIT]Onde histórias criam vida. Descubra agora