DUA PULUH TIGA

22.7K 1.4K 425
                                    

Jangan lupa share cerita ini biar temen temen kalian ikut baper😻

Vote komennya ya bestieh, jangan lupa ramein terus cerita ini💜

Happy reading🦋

Dewa menurunkan Matahari saat sudah berada di parkiran motor. Keduanya dari tadi tidak ada mengeluarkan suaranya sama sekali. Mereka sama-sama membungkam dengan rapat. Hanya saling lirik namun kembali memalingkannya lagi.

Cowok itu melepas jaketnya yang dia pakai. Dengan memakaikan pada cewek itu. Kemudian Dewa juga reflek merapihkan rambut Matahari yang sudah berantakan karna Elsa tadi. Hal itu membuat Matahari hanya menatapnya sama perlakuan manis Dewa padanya dengan jarak yang cukup dekat. Namun di satu sisi cowok itu merasa salah tingkah saat Matahari menatapnya. Ia pun menyudahi pergerakannya dan langsung menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal untuk menetralkan rasa salah tingkah ke Matahari.

Dewa berdeham.

"Sorry, rambut lo berantakan." Matahari masih diam. Ia hanya menatap Dewa yang lebih tinggi darinya. "Btw, kuncir rambut lo ilang? Soalnya gue liat tadi lo dikepang dua."

Matahari membalasnya dengan anggukan kecil.

Tidak ada suara dari Dewa lagi. Cowok itu berbalik untuk menuju motornya.

"Dewa,"

Cewek itu memanggil saat Dewa ingin menaik ke motornya. Ia menoleh ke Matahari, "Kenapa?"

"Cuman mau bilang,"

"Bilang apa?"

"Aku cuman mau bilang makasi banyak buat kamu. Karna udah nolongin aku lagi." Tidak ada jawaban dari Dewa. Ia hanya menarik ujung bibirnya. Langsung memakai helm dan menaiki motornya.

Matahari merasa takut kalau Dewa marah padanya karna tidak ada jawaban dari cowok itu. Dan karna memang juga ia sering kali merepotkan Dewa. Padahal barusan saja Dewa membelikannya makanan dengan memakai uangnya sendiri. Sekarang ia kembali ditolong lagi olehnya.

"Kamu marah ya?"

Kaca helm cowok itu terbuka. Dewa hanya meliriknya saat Matahari bertanya.

"Minggir sedikit."

Cewek yang berada di motor Dewa tadi menepi sedikit ke samping membuat Dewa bisa keluar dari parkiran. Dewa kembali menoleh ke belakang saat kedua mata gadis itu masih menatap ke arahnya.

"Sini,"

Matahari bingung. Ia menunjuk dirinya sendiri. "Aku?"

"Iya, lo. Siapa lagi?"

Matahari sedikit meremas bagian roknya. Ia pun maju selangkah berada di dekat Dewa.

"Sekarang naik ke motor. Lo pulang bareng gue, ya?"

Dewa menyadari kedua matanya yang menatap ke arah jok motor. "Kalo nggak bisa naik, pegang pundak gue." ucap cowok itu.

"Kamu nggak pake jaket?" tanya Matahari melihat tubuh Dewa tanpa adanya jaket.

"Jaket gue kan ada di lo."

DIA MATAHARI [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang