°6°

363 71 0
                                    

.
.
.
.
.

Di salah satu bangunan dalam istana, kediaman yang diperuntukkan bagi pejabat istana, kericuhan tengah terjadi.

Anak gadis dari pejabat tinggi istana itu mengamuk. Dia melempar barang-barang di kamarnya, membanting, menginjak, mengacaukan segalanya.

Para pelayan tak berani mendekati ruangan gadis itu, mereka akan beresiko terkena lemparan dan terluka. Hanya kedua orang tuanya yang ada di dalam kamar, mencoba menenangkan anak gadis mereka itu.

Satu lagi vas bunga mahal melayang melintasi ruangan dan hancur setelah menabrak dinding. Untungnya tak mengenai orang tuanya, hanya melewati sang ibu yang memejam dengan kedua tangan melindungi kepalanya.

Sekembalinya sang ayah, pejabat yang menghadiri acara pertunangan putra mahkota, gadis itu mengamuk.

"Ini salah! Yang terjadi sangatlah salah! Pasti sebuah kesalahan! " seru gadis itu, suaranya memenuhi seisi ruangan dan bahkan terdengar hingga lorong-lorong di luar kamarnya. "Bagaimana bisa Yang Mulia telah memiliki calon permaisuri?! "

Tangannya menyambar kotak riasan wajah dan membantingnya tanpa ampun ke lantai, menyebabkan isinya berhamburan keluar dan berceceran di atas tatami.

"Bahkan mereka sudah bertunangan! Bagaimana bisa itu terjadi?! "

Sang ayah sejak tadi berusaha menggapai anaknya itu, tapi dia terus menjaga jarak ketika barang lain dilempar. "Hana, tenanglah dulu. " ujarnya memanggil sang gadis.

"Tenang? Bagaimana aku bisa tenang, Ayah?! " sentak Hana. "Yang Mulia seharusnya tidak bertunangan dengan gadis itu! Sejak kecil aku sudah bertemu dengan putra mahkota, aku bisa pastikan tidak ada gadis lain yang dekat dengannya. Seharusnya aku! Aku yang mestinya menjadi calon permaisuri! "

Hana adalah salah satu anak gadis yang kerap pejabat atau ayahnya bawa saat menemui Kaisar. Namun Hana adalah anak pejabat yang paling sering ikut berkunjung ke kediaman utama. Sejak kecil dia telah memiliki hati pada putra mahkota.

Namun sayangnya dia tidak tahu jika Bakugou tidak peduli sama sekali soal siapa anak pejabat yang datang ke kediaman utama. Karena itu dia sejak dulu sangat percaya diri soal masa depannya yang akan menjadi calon permaisuri, menikah dengan pujaan hatinya.

Mendengar kabar putra mahkota telah memiliki calon benar-benar membuat hatinya terbakar amarah.

Meski tak ada hubungan apapun antara dia dan Bakugou, tapi Hana merasa sangat terkhianati. Dengan kata lain, sejak dulu dia secara sepihak menganggap dirinya spesial bagi putra mahkota.

Sang ayah kewalahan, dia bingung harus bagaimana untuk mengatasi sikap anaknya itu. "Berita pertunangan Yang Mulia diumumkan secara mendadak. Calon permaisuri sudah tiba di istana sejak sekitar dua bulan lalu, tapi para pejabat baru dikabari kemarin lusa. Ayah tak tahu apapun soal Yang Mulia telah memilih calon istrinya. Bisa dibilang itu dirahasiakan. "

Perkataan sang ayah sama sekali tak membuat amarah Hana reda. "Aku menentang pertunangan Yang Mulia! Ayah, bawa aku ke kediaman utama, aku akan minta putra mahkota untuk melenyapkan gadis itu! "

"Hentikan, Hana. " sang ayah berkata tegas. "Itu akan mengundang kemarahan Yang Mulia. Kita tak bisa ikut campur jika mereka sudah memutuskan. Ayah tahu kau marah, tapi jangan sampai kau kehilangan akalmu dan menghancurkan keluarga kita. "

"Tapi aku tak bisa membiarkan Yang Mulia menikah dengan gadis lain! "

"Hana. " kali ini sang ibu yang berbicara. "Lupakan saja Yang Mulia. Kita tak bisa berbuat apa-apa setelah pertunangan terjadi. Masih banyak pria lain diluar sana. Anak bangsawan, anak para pejabat istana, kau bisa memilih siapapun, sudahi obsesimu pada putra mahkota. "

Fake Bride - BNHA Fanfict (Completed)Where stories live. Discover now