°33°

245 44 7
                                    

.
.
.
.
.

Kereta kuda berhenti di depan gerbang istana. Kirishima dan Koshi turun dari kudanya. Jenderal bersurai crimson itu membukakan pintu kereta.

Bakugou melangkah turun dan berdiri sejajar dengan jenderal juga penasehatnya. Menatap pada istana. Sudah beberapa minggu dia pergi, Bakugou selalu terpikir tumpukan pekerjaan yang menggunung sejak kepergiannya.

Beberapa prajurit mengurus kereta dan juga para kuda yang dipakai rombongan istana untuk disimpan kembali ke tempatnya sementara Bakugou dan rekan-rekannya masuk ke istana.

Kirishima meregangkan tangan ke atas, menghela napas setelah semua ototnya terasa ditarik. "Akhirnya sampai, menunggang kuda dengan jarak jauh selalu melelahkan."

"Jangan lupa kau masih punya banyak pekerjaan di sini, Jenderal." Canda Koshi.

"Koshi-san, tidak bisakah aku dibiarkan senang sebentar?"

Penasehat itu tertawa kecil. "Yang Mulia, saya akan undur jadwal kalau Anda ingin istirahat hari ini."

Bakugou hanya diam, nampak sesekali melihat sekitar dengan tampang serius.

"Yang Mulia?" Panggil Koshi. "Apa ada sesuatu?"

Mendengar itu Kirishima juga ikut menyadari jika raut Bakugou nampak tak seperti biasanya.

"Kurasa ada sesuatu yang tidak beres."

Koshi mengerjap bingung, sedangkan Kirishima langsung mengingat sesuatu.

"Raut penjaga gerbang tadi, apa Anda juga menyadarinya, Bakugou-sama?" Tanya Kirishima. "Mereka nampak agak resah, tapi kupikir itu karena mereka selalu terintimidasi dengan kehadiran Anda setelah sekian lama."

Bakugou masih terus mengamati gerak-gerik orang-orang yang dia lihat di dalam istana. "Entahlah, aku akan langsung ke ruanganku." Dia mempercepat langkahnya.

Sesampainya di ruang kerja, Bakugou mendapati gunungan dokumen. Dia memeriksa apakah ada yang perlu segera dia tangani. Dengan bantuan Kirishima dia menemukan beberapa dan segera mengurusnya.

Langit berwarna kemerahan saat Bakugou selesai mengurus berkasnya. Kirishima menghela napas.

"Baik, sudah selesai. Apa Yang Mulia ingin ikut saya ke kediaman timur?"

Bakugou menggulung berkas terakhirnya dan berdiri dari kursi. "Ya."

Meninggalkan pusat, Bakugou kembali melihat keanehan dalam perjalanannya. Para prajurit dan pelayan melewatinya dengan resah. Kirishima juga ikut bingung dengan apa yang terjadi.

Tidak salah lagi, memang ada sesuatu. "Cepat." Ujar Bakugou sebelum mempercepat langkahnya dan membuat Kirishima juga ikut berjalan lebih cepat.

Setibanya di kediaman timur, sosok yang menyambut kedatangan mereka berbeda dari biasanya. Kirishima mengenalinya, sosok pelayan yang menyandang status senior dan salah satu kepercayaan Sumire. Kalau tangan kanannya yang datang, berarti kepala pelayan itu tidak sedang ada di tempat.

"Selamat datang, Yang Mulia, Jenderal." Sapa pelayan itu setelah membungkuk.

"Di mana Sumire?" Tanya Kirishima.

"Sumire-san sedang tidak ada di sini."

"Aku ingin menemui calon permaisuri." Ujar Bakugou.

Pelayan itu terdiam sejenak sebelum tersenyum kecil sebagai bentuk profesionalnya. "Nona Midoriya tidak ada di sini."

"Mereka berdua tidak ada?" Kirishima memandang heran. "Tumben sekali."

Meski tidak terlalu jelas, ada makna tersirat dalam raut pelayan itu. Bakugou semakin yakin ada sesuatu yang tidak beres.

Fake Bride - BNHA Fanfict (Completed)Where stories live. Discover now