°27°

258 47 1
                                    

.
.
.
.
.

Kirishima berjalan melewati lorong panjang. Beberapa pelayan dan prajurit yang berpapasan dengannya membungkuk hormat dengan balasan sapaan hangat dari jenderal itu. Setelah tak ada lagi siapapun di sekitarnya, senyuman Kirishima memudar.

Bukan, dia bukan tengah marah. Hari masih terlalu pagi untuk dia mendapat masalah yang membuatnya emosi.

Tiba di depan sebuah ruangan, Kirishima mengetuk pintu beberapakali. "Midoriya, ini aku."

Hening beberapa saat, namun kemudian terdengar balasan lirih dari dalam. "Ya... masuklah."

Kirishima membuka pintu. Melihat ke dalam ruangan dengan cahaya redup. Dia melangkah masuk dan menutup kembali pintu. Berjalan beberapa langkah ke depan, dia kemudian duduk berlutut.

Pandangannya tertuju pada Midoriya yang terbaring di futonnya dengan berselimut tebal. Gadis itu jatuh sakit sejak dua hari lalu. Dia jatuh lemas saat hendak pergi ke pusat, membuatnya harus istirahat dari seluruh jadwalnya. Hingga saat ini Midoriya masih lemas dan demam ringan.

"Bagaimana perasaanmu?"

Midoriya sedikit membuka matanya. Dia sudah bangun beberapa saat sebelum Kirishima datang, tapi kelopak matanya masih lemah untuk terus membuka.

"Sedikit lebih baik dibanding kemarin..."

"Kau butuh sesuatu?"

"Tidak, terima kasih..."

Kirishima memandang sedih. Padahal dia tengah senang karena akhirnya Midoriya dan Bakugou menjalani hubungan yang sebenarnya. Suasana ruang kerja selama beberapa bulan ini pun penuh dengan sikap pendekatan yang hangat.

Bakugou sudah berkunjung ke kediaman timur kemarin, tidak banyak percakapan yang bisa dilakukan karena kondisi gadis itu. Akhirnya dia bicara dengan Kirishima sebelum pergi.

"Apa hasil pemeriksaannya?"

"Medis mengatakan dia kelelahan."

Bakugou mendengus. "Ada yang aneh, jadwalnya beberapa bulan ini tidak terlalu padat untuk bisa membuatnya kelelahan seperti itu."

"Itu juga membuat tabib bingung, tapi ada dugaan jika daya tahan tubuhnya lemah sehingga dia mudah jatuh sakit di saat tertentu."

Itu mungkin masuk akal, tapi Bakugou tetap merasa janggal. "Saat dia sudah mulai membaik nanti, tanyakan soal riwayat kesehatannya sebelum datang ke istana."

"Baik."

Kirishima berpikir mungkin dia bisa bertanya beberapa hal hari ini. Dia melihat pada Midoriya yang tengah memandang sayu pada langit-langit ruangan.

"Midoriya, bisakah aku bertanya sesuatu?"

Manik hijau Midoriya menatap pada Kirishima. "Ya, ada apa....?"

"Sebelum kau tinggal di istana, apa tubuhmu mudah kelelahan?"

Midoriya menggeleng. "Tidak." Dia setiap hari bekerja dari pagi hingga malam dan mengurus segala kebutuhan di rumah sendirian. Meski begitu Midoriya jarang jatuh sakit, kecuali sakit ringan seperti flu atau batuk.

Mendengar itu, Kirishima juga jadi sama curiganya dengan Bakugou. Mungkin bisa saja perbedaan rutinitas setelah tinggal di istana berdampak berbeda, tapi seperti kata Bakugou, jadwal kesibukannya tetap tidak akan membuatnya sering sakit seperti ini.

"Aku akan pergi ke pusat sebentar, apa kau ingin mengatakan sesuatu pada Yang Mulia?"

Midoriya mendengus geli. "Dia baru saja datang kemarin... aku tidak ingin mengganggu pekerjaannya dengan kata-kata tak berguna."

Fake Bride - BNHA Fanfict (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang