°34°

286 44 8
                                    

.
.
.
.
.

Hana tak terlalu terkejut saat mengetahui Kisami ditolak mentah-mentah bahkan diusir dari istana oleh putra mahkota. Dia sudah tahu itu kemungkinan besar akan terjadi. Dia hanya menggunakan Kisami untuk memastikan sebuah hal, dan melihat apa yang terjadi, itu membuat jawaban akan pertanyaannya jelas.

Bakugou memang memiliki perasaan dengan Midoriya, jadi dia tak menginginkan adanya calon pengantin yang lain.

"Kudengar Yang Mulia pergi dari istana pagi ini." Pikir Hana. Dia bisa menebak apa tujuan Bakugou pergi meski pria itu baru tiba di istana kemarin.

Keinginan untuk memisahkan mereka masih membara dalam hatinya. Bahkan jika Bakugou tak menerima Midoriya lagi istana, pastinya pria itu tetap tak akan menghukum mati gadis itu. Itu saja tidak akan cukup bagi Hana.

Mata Hana menatap tajam keluar jendela kamarnya. "Aku akan menemukan gadis itu sebelum Yang Mulia bisa."

.
.
.

Beberapa hari kemudian, kediaman Todoroki mendengar jika Bakugou bergerak untuk mencari keberadaan Midoriya meski telah mengutus pasukan pencari.

Menemui Bakugou secara resmi akan terlalu berisiko. Todoroki pun meminta Iida untuk mencaritahu dimana Bakugou sedang melakukan pencarian agar dia bisa bertemu diam-diam.

Malamnya, Iida mendapat informasi jika Bakugou ada di daerah yang belum terlalu jauh. Di sekitar pinggiran kota. Todoroki pun bergegas pergi ke tempat itu.

Mereka tiba di sebuah penginapan. Iida datang mengetuk ruang menginap Bakugou.

Pintu terbuka. Putra mahkota itu sedikit terkejut melihat kehadirannya.

"Dari mana kau tahu aku di sini?"

Iida menunduk. "Maafkan saya Yang Mulia, saya mencari Anda atas perintah Todoroki-sama."

"Todoroki?"

"Ya, dia menunggu Anda di luar penginapan." Iida melihat sekitar, sebelum berbisik. "Kami punya sesuatu untuk dibicarakan. Mengenai Midoriya."

Tidak perlu ajakan lebih jauh begitu Bakugou mendengar nama itu. Dia memanggil Kirishima yang ada di kamar lain untuk ikut mendengar pembicaraan mereka.

Diantar menuju bar kecil yang sepi pengunjung, Iida duduk di kursi meja di mana Todoroki sudah menunggu dengan segelas bir. Bakugou dan Kirishima ikut duduk dengan tenang.

Todoroki tersenyum kecil. "Akan kupesankan untuk kalian, untuk menemani pembicaraan kita."

"Tidak perlu." Ujar Bakugou. "Aku tidak dalam kondisi yang nyaman untuk menikmati minuman."

Kirishima juga mengangguk setuju. Akhirnya Todoroki hanya memesankan satu gelas bir lagi untuk Iida.

"Jadi?" Tanya Bakugou setelah mereka sempat diam sejenak.

"Terima kasih sudah mau menerima panggilan saya, Yang Mulia." Ujar Todoroki pelan. "Saya pastikan hal yang akan saya bicarakan akan sangat berguna untuk membantu Anda."

Bakugou diam menatap, menunggu lanjutannya.

Manik dwi warna Todoroki berpendar samar. "Midoriya, dia datang ke kediaman saya saat menghilang dari penjara istana."

Bakugou dan Kirishima mengernyit. "Apa?"

Todoroki pun menceritakan apa yang terjadi. Mulai dari malam saat tiba-tiba Midoriya menyelinap ke kediamannya bersama dengan Sumire dan Giro. Bagainana kemudian mereka menceritakan segalanya yang terjadi istana, kenapa dia ditangkap, alasannya berbohong, kenapa Sumire dan Giro bisa bersamanya, dan kenapa mereka memutuskan untuk kabur, kemudian tiba di tempatnya.

Fake Bride - BNHA Fanfict (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang