°37°

321 42 2
                                    

.
.
.
.
.

"Besok kami berencana untuk mengajak anak-anak pergi."

Midoriya menoleh mendengar ucapan Mina barusan. "Pergi? Ke mana?"

"Semacam wisata kecil, ke tempat yang tidak terlalu jauh dari sini."

"Mereka sudah merengek minta diajak pergi sejak bulan lalu," ujar Kaminari.

Midoriya diam. Panti memang terkadang mengajak anak-anak pergi sesekali, ke sebuah tempat mereka bisa bersenang-senang.

Dia tidak keberatan, malah biasanya dia selalu ikut dengan mereka sebagai. Namun kali ini berbeda, situasi tidaklah seaman hari-hari lalu. Midoriya cemas sesuatu akan terjadi jika mereka pergi, apalagi dalam jumlah besar.

Hanya saja Midoriya tidak bisa melarang mereka pergi, anak-anak akan sedih dan dia juga tidak bisa menjelaskan alasannya pada semua orang panti.

"Apa kau bisa ikut, Mido-chan?" Tanya Uraraka.

"Benar, anak-anak akan senang kau ikut," ujar Kaminari. "Tapi kalau kau harus bekerja kami tidak akan memaksamu, aku akan menjelaskannya pada anak-anak besok."

"Bisa kok." Midoriya tersenyum. "Aku akan ambil libur kerja. Jam berapa kalian akan pergi?"

"Sekitar jam delapan pagi, kalau semua anak sudah siap."

"Baiklah."

Midoriya harus menjaga mereka, dan dia memerlukan bantuan.

.
.
.

"Aku pulang—"

PRANG!

Midoriya tersentak di depan pintunya, dia melongok ke dalam untuk memeriksa apa yang terjadi.

Dia masuk dan menutup pintu. "Kirishima-kun? Bakugou-sama?" Panggilnya dengan penuh harapan tidak ada sesuatu yang buruk.

Kirishima menyembulkan kepalanya keluar dari dapur. "Ah, Midoriya. Kau sudah pulang."

"Apa yang terjadi?"

Jenderal itu tertawa kecil dengan raut resah. "Ehm, maaf. Kami tak sengaja memecahkan piringmu..."

Midoriya mengerjap. "Memangnya apa yang sedang kalian lakukan?"

Setelah masuk ke dapur kecilnya, Midoriya akhirnya melihat apa yang terjadi. Bakugou dan Kirishima berdiri di depan pecahan piring, dengan panci mendidih di samping mereka. Bekas potongan sayur, peralatan dapur, dan mangkuk-mangkuk kosong tersebar di meja sebelah kompor kecil.

Mereka mencoba memasak makan malam. Namun dengan seluruh kekacauan itu, Midoriya tak bisa berkata-kata.

"Uhm..."

"Maaf!" Kirishima membungkuk. "Kami tak bermaksud mengacaukan rumahmu."

"Hanya dapurnya saja," ujar Bakugou, juga nampak bersalah, tapi dia tetap berdiri diam. Dia melirik Midoriya sekilas sebelum kembali membuang wajah dan mendengus. "Maaf, aku akan ganti piringmu dengan set yang baru."

"Aku juga akan segera membereskan ini semua!" Kirishima bergegas membersihkan pecahan yang tersebar.

Midoriya mengerjap. "Ah, tidak apa. Aku tidak menggunakan banyak piring, jadi pecah satu bukan masalah besar." Dia baru merespon perkataan Bakugou, kemudian berlutut untuk membantu Kirishima membersihkan pecahan.

"Kau sudah sibuk bekerja dan membantu panti seharian, jadi kupikir kami bisa sedikit membantumu soal makan malam... tapi malah jadi begini." Kirishima menoleh ke panci yang mendidih. "Bahkan masakannya tidak enak setelah kucicipi tadi, maaf..."

Fake Bride - BNHA Fanfict (Completed)Where stories live. Discover now