°28°

301 43 3
                                    


.
.
.
.
.

Pria itu mengeratkan pegangannya pada gagang pisau dan memutarnya.

Cough! Darah mengalir di sudut bibir Bakugou.

"YANG MULIA!"

Merasakan pisau akan dihujam lebih dalam lagi, Bakugou dengan cepat menyerang tangan pria itu dengan keras yang membuat pegangan pada pisau terlepas. Dia berhasil menendang jatuh si pelaku sebelum para prajurit sampai padanya. Setelah itu dia membiarkan para penjaga yang mengurus pria itu.

Namun hanya sampai di sana batas kemampuannya. Bakugou kembali batuk darah dan jatuh berlutut dengan sebelah tangan memegangi perutnya yang masih terhujam pisau.

"Yang Mulia!" Beberapa penjaga mengerubunginya untuk bergegas membawanya ke istana.

Darah terus merembes membasahi pakaian dan tangannya, bahkan menetes ke jalan. Prajurit yang memiliki pengalaman melakukan sedikit pertolongan pertama, tapi dia harus tetap segera dirawat. Dalam perjalanan cepat kembali ke istana, Bakugou merasakan pandangannya mengabur dan akhirnya dia pun tak sadarkan diri.

.
.
.

Midoriya sedang mengobrol dengan Kirishima saat seorang penjaga dari kediaman pusat datang menghadap.

"Ada apa?" Tanya Midoriya. Dia mengernyit melihat prajurit itu yang nampak buru-buru dan panik. Membuat perasaannya tak enak.

"Yang Mulia..." prajurit itu mengambil napas dengan terengah. "Yang Mulia diserang di pelabuhan."

Mata Midoriya membulat terkejut. "Apa?"

"Seseorang menusuknya. Yang Mulia kehilangan banyak darah dan kini dalam perawatan medis istana."

Seketika pikiran Midoriya kacau balau. Dia tak bisa menentukan tindakan selain untuk datang ke kediaman pusat segera.

"Kirishima-kun, antar aku ke sana sekarang." Titah Midoriya dengan raut cemas dan serius yang sama sekali tak akan menerima kata penolakan.

Kirishima tidak ada pilihan selain mengangguk setuju, dia sendiri juga berpikir harus segera memeriksa ke pusat.

.
.
.
.
.

"Bagaimana kondisinya?"

"Serangan itu melukai organ dalamnya, tapi untungnya tidak parah. Beliau kehilangan banyak darah dalam perjalanan ke istana, tapi kami masih bisa menanganinya." Ujar pimpinan medis yang menangani Bakugou. "Namun karena luka dan masalah itu Yang Mulia akan perlu waktu untuk siuman."

Alis Midoriya menukik turun dengan cemas, namun dia juga lega setidaknya Bakugou sekarang akan baik-baik saja. "Baiklah, terima kasih banyak untuk bantuanmu, Dokter."

"Saya yakin Beliau akan segera siuman, Yang Mulia adalah pribadi yang kuat."

Midoriya mengangguk tersenyum. Dokter itu pun membungkuk untuk pamit pergi. Kirishima tengah bersama Koshi untuk mengurus pengadilan pria pelaku penyerangan pada putra mahkota, jadi Midoriya masuk ke ruang rawat Bakugou sendirian.

Bakugou terbaring di futon dengan pakaian putih dan berselimut hingga atas perutnya. Midoriya duduk bersimpuh di sampingnya.

Aneh. Biasanya Bakugou selalu berpostur tegap, tegas, dan berwajah datar, dingin, bahkan kesal pada sebuah masalah. Melihatnya kini terbaring lemah dengan wajah dan bibir pucat, terasa sangat aneh.

Midoriya memandang sedih. Tentu dia bersyukur karena Bakugou masih terselamatkan meski telah kehilangan banyak darah, tapi hatinya tetap dipenuhi rasa cemas.

"Istirahatlah, aku akan datang lagi."

"Anda hampir tidak bisa menepati janji itu..." gumam Midoriya.

Fake Bride - BNHA Fanfict (Completed)Where stories live. Discover now