°26°

336 54 6
                                    

.
.
.
.
.

Sidang dilaksanakan. Diketahui jika pekerja tersebut adalah bekas orang dari salah satu usaha ilegal yang Midoriya bubarkan dalam kegiatan organisasinya karena mengancam keamanan perempuan dan anak. Dia kehilangan pekerjaannya yang dulu berpenghasilan tinggi dan hidup miskin setelah dibebaskan secara bersyarat dari penjara.

Dendam menguasai dirinya dan begitu melihat Midoriya, dia tak lagi berpikir dua kali untuk menghabisi gadis itu. Dia tak peduli meski tahu keberadaan putra mahkota di dekatnya.

Bakugou kesal sepanjang sidang, tapi dia menahan emosinya dan menjalankan sidang dengan semestinya. Meski dia kemudian menjatuhkan hukuman yang sedikit lebih berat dari seharusnya.

Midoriya menghela napas. "Sepertinya tidak lagi terlalu aman untukku berkeliaran di luar istana..."

Midoriya kembali ke ruangannya setelah sidang selesai. Sebelum masuk ke kamarnya, gadis itu melihat pada Kirishima yang sudah menempatkan dirinya untuk berjaga di depan pintu. Dia pun batal masuk ke dalam.

"Kirishima-kun, apa kau sudah menemui tabib?"

"Eh? Kenapa?"

"Serangan tadi, itu pasti melukai punggungmu..."

"Ah, soal itu. Tidak masalah, lukanya akan sembuh sendiri dengan segera."

Midoriya memandang dengan tatapan menyelidik. "Hee... benarkah?" Dia mengulurkan tangannya di belakang punggung Kirishima dan kemudian,

Plak!

Menepuknya.

"!" Kirishima tersentak dengan menggertakkan gigi. Jenderal itu menunduk gemetar hingga akhirnya jatuh berlutut.

Midoriya menghela napas. "Lihat, kau jelas berbohong."

"Midoriya..." Kirishima menopangkan sebelah tangannya ke lantai, menahan tubuh gemetarnya agar tidak jatuh. "...ternyata kau bisa kejam juga..."

"Ya, jika itu untuk kebaikanmu." Midoriya membantu jenderal itu kembali berdiri. "Ayo, biar kuobati."

"Huh?"

"Aku bisa melakukan pengobatan dasar, tapi besok kau tetap harus menemui tabib."

Sebelum Kirishima bisa kembali mengelak, Midoriya sudah menyeretnya masuk ke dalam ruangan dan memintanya duduk selagi dia mencari kotak obat di kamarnya.

Tak lama kemudian Midoriya kembali. Dia menyuruh Kirishima balik badan dan membuka baju untuk menunjukkan punggungnya.

Begitu Kirishima melepas pakaiannya, terlihat luka lebam panjang yang cukup parah.

"Aku terkesan kau masih bisa berjalan tegak seperti tak ada apa-apa."

"Haha, aku pernah terluka lebih parah dalam latihan dan perang. Ini bukan apa-apa."

"Tapi... tetap menyakitkan, bukan."

"Yah, itu tidak terelakkan."

Midoriya mulai mengobati luka itu dengan hati-hati. Dia pernah mengobati luka lebam parah tetangganya yang didapat saat bekerja. Mendiang Inko banyak mengajarinya cara pengobatan dengan obat dan cara sederhana yang dia tahu.

Tangan Midoriya gemetar saat menepuk-nepukkan obat ke atas luka. "Maaf..."

Kirishima mengerjap. "Hm? Apa kau khawatir pengobatannya terasa sakit? Tidak masalah, aku sudah terbiasa."

Midoriya menggeleng. "Karena melindungiku... kau jadi terluka seperti ini."

Kirishima diam sejenak. "Itu sudah tugasku untuk melindungimu, kau sama sekali tidak perlu merasa bersalah."

Fake Bride - BNHA Fanfict (Completed)Where stories live. Discover now