°25°

285 51 1
                                    

Maaf buat telat updatenya, enjoy~

.
.
.
.
.

Midoriya terdiam seribu bahasa.

Biasanya dia juga sering terdiam, tapi pikirannya tidak pernah sekosong itu sebelumnya. Seolah seperti baru saja terjadi ledakan besar dalam pikiranmu, dan kemudian tertinggal lubang besar di sana yang membuatmu serasa ada di ruang hampa.

Itu yang terjadi saat Midoriya mendengar sebuah kalimat yang tidak pernah dia sangka akan dia dengar langsung dari mulut Bakugou sendiri.

"Sepertinya aku jatuh hati padamu."

Terjadi sebuah reaksi besar di hati dan pikiran Midoriya, tapi dia sungguh tak tahu harus berbuat apa. Dia begitu terkejut hingga yang bisa dia lakukan hanyalah terdiam membeku seperti patung dengan mata yang menatap lebar.

"Kau mendengarku?"

Midoriya mengerjap, entah sudah berapa lama dia tenggelam dalam ruang hampa di pikirannya.

"Y-ya, saya mendengar..." gagapnya.

Bakugou mengernyit tipis. "Apa kau menganggapku bercanda?"

Sontak Midoriya menggeleng. "Tidak, jelas tidak..." nada suaranya memelan, dengan ragu dia menatap pada Bakugou sekali lagi. "Tapi... kenapa...?"

"Apanya yang kenapa?"

"Hu-hubungan kita... bisa dibilang tak sesuai keinginan sejak awal... Kita tak tahu apa-apa soal satu sama lain, dan kemudian tiba-tiba direncanakan untuk menikah... Meski sekarang kita sudah bertunangan dan akan menikah suatu saat... kita tetaplah masih seperti orang asing... bukan? Yang Mulia menikahi saya karena kewajiban sebagai Kaisar, dan saya menikahi Anda untuk... keluarga saya. Jadi saya hanya tidak mengerti kenapa..."

"Itu yang kau pikirkan tentangku selama ini?" Tanya Bakugou, membuat Midoriya langsung menurunkan pandangannya karena takut memancing amarahnya.

Putra mahkota itu menghela napas pelan.

"Memang benar. Hubungan kita memang seperti perjodohan semata. Awalnya aku juga berpikir untuk menikahimu hanya untuk memenuhi kewajibanku. Pernikahan tak lain hanya sebatas status yang tidak lebih penting dari tumpukan pekerjaan di mejaku."

Midoriya merapatkan bibirnya saat merasakan getir di hati. Ya, dia tahu itu sejak awal.

"Namun waktu berlalu. Kusadari ada yang aneh dariku. Seiring menghabiskan waktu denganmu, sesuatu muncul di hatiku."

Bakugou mengangkat dagu Midoriya dengan lembut, kembali bertemu dengan manik emerald itu.

"Aku melihat betapa kau bekerja keras, betapa kau perempuan yang kuat dan lembut. Aku juga selalu melihat senyummu, tawamu. Hingga kemudian, tanpa kusadari aku telah jatuh hati padamu."

Midoriya menatapnya dengan tatapan berkaca-kaca tipis, kedua alisnya menukik turun dan bibirnya rapat gemetar.

"Apa kau tidak menyukai pernyataanku?"

"Saya hanya... berpikir jika sejak awal... Yang Mulia membenci saya. Mungkin perjodohan kita menghalangi Anda dalam suatu hal... atau bahkan mungkin... sebenarnya Yang Mulia telah memiliki seseorang dalam hati Anda... jadi saya... tak pernah mengira Yang Mulia akan..."

"Aku tak memiliki siapapun dalam hatiku sebelumnya." Bakugou menangkup sisi wajah gadis itu. "Kau, satu-satunya, yang pernah membuatku merasakan cemburu. Kau gadis pertama yang membuatku jatuh hati."

Manik Midoriya semakin berkaca-kaca. Mendengar Bakugou menjelaskan perasaannya sedemikian rupa entah kenapa membuat hatinya terasa sesak. Air mata pun akhirnya menetes membasahi pipinya.

Fake Bride - BNHA Fanfict (Completed)Where stories live. Discover now