Chapter 13 Balada Jomblower

296 105 261
                                    

Assalamu'alaikum manteman🥰

Alhamdulillah akhirnya bisa update lagi. Semoga kalian makin enjoy buat baca karyaku yang banyak kurang dan typonya ini ya❤❤❤

HAPPY READING
.
.
.
.

Sejak malam itu, Rani jadi sering galau-galauan. Rani jadi sensitif dan banyak melamun, mempertanyakan soal kejombloannya. Selain faktor eksternal seperti munculnya Aliya sang rival, ternyata ada faktor internal yang membuat kegalauan Rani makin menjadi-jadi. Begini, pernah denger rumor jika semester 5 adalah semester yang dikeramatkan- awas syirik dan katanya selalu bikin resah para mahasiswi? Menurut survey, salah satu alasannya adalah tugas super banyak yang bikin capek lahir batin. Kondisi inilah yang disinyalir mendatangkan hawa ingin disayang-sayang. Bukan cuma jomblower kayak Rani yang gelagapan soal jodoh. Yang sudah ada pasangan pun hawanya ingin cepat-cepat dihalalin saja. Ya begitulah jalannya orang menuntut ilmu, memang penuh liku.

"Loe kenapa sih dari kemaren?" tanya Najwa heran melihat muka bebek alias cemberut Rani.

"Gue tuh kesepian." lirih Rani.

"Kesepian kenapa lagi? Katanya ada Allah yang selalu bersama elo." ujar Najwa.

"Iya itu bener, tapi maksud gue, ini soal Mas Barry dan Mas Umar. Mereka bener-bener udah enggak sayang sama gue." keluh Rani sok dramatis.

"Ohhh ini soal cinta segi kotak-kotak itu." Najwa mulai paham.

"Terus gue harus gimana?"

"Kayaknya gue dulu udah pernah bilang, kalo Mas Umar itu cuma anggep loe adik doang. Ya gue bilang gini, karena loe tuh berhak buat bahagia, Ran." ujar Najwa bijak.

"Hm iya juga sih. Suka boleh, bego jangan." Rani pun jadi mikir.

"Kalo dia jodoh loe juga gak akan kemana." Najwa mencoba menenangkan Rani.

"Iya, kalo ternyata enggak jodoh? Pokoknya harus gue rebut... " desis Rani.

"Pelakor dong." celutuk Najwa.

"Ishhh pake cara halal lah." sahut Rani.

"Loe mau dipoligami, Ran? Wah."

"Pake jalur langit, rebut di sepertiga malam dong." Rani menggeram gemas.

"Asekkkk. Terus, udah?" Najwa mendekat, kepo.

"Udah, tapi kenapa perasaan gue malah makin enggak jelas kayak gini hiks huwaaaaa."

Rani menangis seperti anak kecil yang baru saja Najwa menghela nafas.

"Udah deh enggak usah galau-galauan, mending ikut gue." ajak Najwa.

"Kemana?"

"Pokoknya ikut aja. Biar hari ini gue dapet pahala bikin elo happy." ujar Najwa sembari menggelandang Rani pergi.

Ternyata mereka pergi ke acara turnamen olahraga yang diadakan anak fakultas sebelah di GOR kampus mereka. Saat itu kebetulan ada pertandingan basket cowok. Ingat, semua yang terjadi di dunia ini tak ada yang namanya kebetulan. Bisa jadi Allah sedang merancang skenario buat Rani ketemu jodoh di sini.

"Tengkyuuu Besti, lihat yang seger-seger emang paling afdol." seru Rani begitu sampai di GOR kampus.

"Bukan niat gue ngajakin elo zina mata ya, Maemunah." sahut Najwa antisipasi jika di Hari Hisab nanti Rani menyeret-nyeretnya soal pertanggung jawaban dosa tersebut.

"Hehe iyaiya."

"Eh tuh udah mau mulai pertandingannya."

"Bismillah, gue siap kena tampol bola kayak di FTV-FTV." seru Rani merapikan kembali penampilannya.

Muslimah Random (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang