Chapter 18 Me Time in Jumuah Mubarak

215 66 59
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Muslimah Random update lagiiii, semoga kalian enjoy bacanya🥰

Happy reading
.
.
.
 

Sejak pagi Rani tidak terlihat batang hidungnya. Rupanya hari ini dia memang berencana mengunci diri di kamar. Padahal ketika ada tanda merah di kalendernya itu, dia sudah kelayapan di luar. Hal itu sontak membuat cemas seisi rumah dan bertanya-tanya apa yang sudah terjadi dengan si bungsu di keluarga Munandar itu.

“Ran… ” seloroh Bu Shinta, menahan langkah Rani yang akan beranjak dari dapur.

“Ehh Mamah, Abah. Selamat pagi.” sapa Rani menyambut kedatangan orang tuanya di dapur itu.

Nduk, Mamah ada salah sama kamu?” tanya Bu Shinta cemas.

“Uang saku kamu habis, Nduk?” seloroh Pak Munandar yang bersiap untuk sarapan.

“Bukan Mah, Abah. Sebenarnya hari ini Rani cuma mau rebahan me time di dalem kamar.” sahutnya sembari menunjukkan makanan yang ada di tangannya.  

Walah kamu ini pagi-pagi sudah bikin Abah takut.” Pak Munandar terlihat lega.

“Aman, Bah.” Rani lalu memberi jempol kepada Pak Munandar untuk meyakinkan.

“Bukan mau kabur, to?” selidik Bu Shinta.

“Hahah kabur kemana, Mah?? Kalo mau kabur kulkasnya pasti Rani bawa.” nyengir Rani mengelus cemilan-camilan yang sedang diamitnya itu.

Ya wis, sana.” lega Bu Shinta, geleng-geleng kepala dengan tingkah putrinya itu.

Sesampainya di kamar Rani langsung menyantap sandwich homemade ala-ala dia yang dibawanya tadi. Mulai hari ini dia akan berdiet dari makan-makanan tak sehat. Rani takut mati muda dan masih jomblo. Katanya takut jadi hantu perawan yang suka godain abang-abang ojek pengkolan.

Setelah sarapan itu, Rani memilih mandi dan luluran, memotong kuku sebagai sunnah hari Jumat dan meminyaki rambutnya setelah keramas. Rani juga tak lupa mendirikan shalat dhuha dan membaca surah al-Kahfi.

Sedangkan menjelang siang, Rani terlihat mulai bosan di dalam kamar. Namun dia segera mengatasinya dengan menonton drama korea. Kini Rani malah nangis bombai saat melihat Kim Tae Ri menangisi Lee Byung Hun yang rela ditembak mati untuk menyelamatkannya di drama Mr. Sunshine. Pokoknya dia sedang menangisi orang yang sedang menangisi orang lain. (Hm kalimat apa ini).

Tok tok tok.

Terdengar suara Mbak Sri memanggil.

“Bajunya sudah saya setrika semua, Mbak Rani.” ujar Mbak Sri dari balik pintu.

“Iya Mbak, tinggal aja di sana. Nanti saya ambil sendiri.” 

“Ini Mbak Rani, sekalian saya antarkan.” timpal Mbak Sri. Dia berdiri di depan kamar Rani, kewalahan membawa segunung baju.

Rani buru-buru bangun dari kasurnya dan segera membuka pintu kamar lalu mempersilahkan Mbak Sri masuk.

“Mbak Sri sengaja anterin bajunya kan? Pasti diminta Mamah mata-matain Rani.” selidik Rani, memicing curiga.

“Hehe iya Mbak Rani, tadi Ibu pesen. Katanya udah dari semalem Mbak Rani aneh, ibu takut ada apa-apa.” aku Mbak Sri cepat.

“Biasa malem Jum’at, Mbak. Berubah jadi vampir sholehot dulu.” sahut Rani ngasal.

Muslimah Random (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang