Chapter 20 Date Day

253 70 173
                                    

***
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hai hai akhirnya muslimah random update lagiiii. Aku mau ngucapin makasih buat yang udah support dan jadi pembaca setia muslimah random❤️❤️ Tengkyuuu kalian. Semoga ceritaku selalu menghibur kalian yahh

Nb: kalo ada typo tolong tandai

Happy Reading
.
.
.

Weekend telah tiba. Weekend telah tiba. Hore. Hore. Hore

Rani bersenandung menirukan suara khas Tasya Kamila menyanyikan lagu "Libur Telah Tiba". Semua itu Rani lakukan demi menyambut hari special. Ya, hari ini dia akan berkencan.

Di depan meja riasnya itu, Rani terlihat sibuk memoles wajah. Namun Barry tiba-tiba nongol di depan pintu kamar yang sejak tadi dibiarkannya terbuka.

"Ran... "

"Ada apa Mas Barry?" ujar Rani melirik Barry dari kaca di depannya.

"Hari ini ada acara? Mau temenin Mas gak?" tawar Barry penuh harap

"Maaf Mas Barry, hari ini Rani enggak bisa." tolak Rani, berbalik menatap abangnya itu.

"Mau kencan kamu?" selidik Barry sambil menatap Rani yang sedang memakai lipstik.

"Iyaa dong."

"Hm sesungguhnya Allah mengharamkan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram berdua-duan karena yang ketiga adalah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hm sesungguhnya Allah mengharamkan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram berdua-duan karena yang ketiga adalah... " sindir Barry yang mendendam karena ajakannya ditolak sang adik.

"Ih Mas Barry kayak enggak pernah pacaran aja. Mau Rani sebutin nih?" tantang Rani.

"Itu namanya masalalu, inget             Masmu ini udah lama hijrah." protes Barry.

"Hm iya dehhh. Maap."

"Ehem sebenernya selama ini gue cuma setia dan naksir sama satu cewek ... " ujarnya sambil malu-malu.

"Iya Rani tahu Mas Barry itu naksir sama Ning Aliya, tapi sampe sekarang enggak berani... " timpal Rani.

"Jodoh biar Allah sama Mas yang ngurus." sahut Barry buru-buru memotong omongan Rani.

"Iya Mas Barry, Rani mah apa atuh."

Rani membenarkan riasannya kembali karena sedari dari tak fokus.

"Hm hati-hati kalo dia mulai macem-macem. " ujar Barry serius, menatap tajam Rani.

"Mas Barry kami tuh pemuda-pemudi intelektual, Mas. Tau lah." sahut cepat Rani menatap balik abangnya itu.

"Tapi inget, kalian itu bukan mahram." tegas Barry.

"Belum juga berangkat ih." protes Rani yang merasa abangnya itu tiba-tiba posesif.

Muslimah Random (TERBIT)Where stories live. Discover now