Chapter 39 Happy Ending

401 27 44
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Hai hai jumpa lagi sama Aura Khoir. Huhuh gak kerasa ya udah dipenghujung cerita Muslimah Random. Terimakasih buat kalian yang udah setia menjadi pembaca cerita pertama yang aku rilis di aplikasi ini. Moga karya ini menjadi penyemangat aku buat menmpilkan karya-karya selanjutnya. Okeyy selamat menikmati akhir cerita ini . . . 

HAPPY READING

.

.

.

Di siang bolong nan panas itu, Rani girang menenteng minuman es dari warung. Dia berjalan pulang sembari bershalawat riang bersama rumput, semut serta makhluk-makhlukNya yang menghuni jalanan komplek mereka itu. Jangan salah ya, Rani anaknya memang hobi shalawatan apalagi kalo nada shalawatnya dia ganti dengan irama dangdut lagu Cidro. Ya rasulallah salamun alaik... Dek opo salahku iki, kowe nganti tego mblenjani janji... Bukannya hidmat tapi malah ambyar.

"Motor siapa nih? Kinclong banget." gumam Rani mengelus motor itu. Dia celingukan, lalu melihat mamahnya sedang mengobrol dengan Bu rt di teras samping.

"Ohh motor barunya Bu rete. Kemarin Pak rete habis beli mobil baru terus Nak rete maksudnya anaknya si Mamat habis beli kapal feri. Hm lancar banget rejekinya, moga-moga nular aamiin." julid Rani.

"ASSALAMU'ALAIKUM... MBAK SRI POP ESNYA RASA DUREN ABIS MBAK. TAK BELIIN RASA MELON LHO INI." ujar Rani, kedua tangannya itu masing-masing sedang menenteng pop es melon dan blueberry dalam kemasan plastik itu.

Rani melenggang masuk ke dalam rumah, mencari keberadaan Mbak Sri.

"Assalamu'alaikum." ujar seseorang di ruang tamu, sontak membuat Rani menoleh.

"Waalaikumsalam. HAH?!!" pekik Rani melihat sesosok di ruang tamu itu.

Tanpa babibu, Rani langsung menutupi wajahnya dengan seplastik pop es blueberry. Sembari mengintip apakah benar yang dilihatnya itu manusia atau makhluk jadi-jadian. Btw jadiannya kapan?

"Siapa kamu? Kamu pasti jin qorinnya Mas Umar kan? Mas Umar bilangnya besok baru dateng tau." sahut Rani masih mengintip sosok itu dari celah plastik pop esnya.

"Hahaha ini beneran aku, Ran." timpal sosok itu yang ternyata Umar.

"Enggak, ini enggak bener Mas." Rani ngedrama.

Rani masih menyembunyikan wajahnya. Dia benar-benar tak menyangka laki-laki itu datang hari ini. Kenapa? Kenapa harus sekarang? Aku belum menikyur, pedikyur, Mas.

"Tapi bener aku udah di sini."

"Enggak-enggak, pergi Mas, Mas Umar datangnya harus besok." usir Rani.

"Hahah jadi aku harus pulang nih?" sahut Umar bersiap beranjak.

"JANGAN!!!" pekik Rani.

Rani mendongak, tatapannya bersirobok dengan Umar. Laki-laki itu tersenyum, menahan tawa. Namun tatapan mereka terbuyarkan oleh Mbak Sri yang datang membawa sebaki minum dan penganan. Rani tak lupa memberikan pop es melon itu pada Mbak Sri lalu duduk di sofa, menghadapi si tamu tak diundang.

"Kenapa enggak ngabarin sih, Mas?" rajuk Rani antara senang dan kesal.

"Hehe maaf, biar surprise... "

Hanya mendengar itu, Rani sudah mleyat-mleyot. "Surprise?? Okelah dimaafin."

"Oh ya, katanya Mas Umar dateng besok? Kenapa hari ini udah nyampe? Atau jangan-jangan Rani udah lupa ini hari apa. Haduh jadi besok udah Senin lageeee? Hm tapi Rani inget kok kalo belom pergi malmingan. Eh gimana sih." cerocos Rani yang sebenarnya sedang menutupi kesaltingan itu.

Muslimah Random (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang