Chapter 28 Hoaks

172 42 47
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Happy satnight, malmingnya pada ngapain nih?

Kalo belum punya agenda, Muslimah Random siap menemani malming kalian sambil goler-goler cantik di atas kasur alias rebahan. Mumpung weekend kan ya, puasin-puasin istirahatnya🥰

Oke sebelumnya aku mo ingetin, yang belum follow mari follow dan jangan lupa sebelum baca kalian pencet votenya dulu.

Cussss

HAPPY READING!!!
.
.
.
.
.
.

"Halal banget nih orang dijadiin santapan tirex."

"Brengsek emang si Rendy." maki Rani.

"Anjiirrr!!"

Rendy benar-benar brengsek. Pagi itu muncul berita yang memfitnah Najwa sebagai cewek yang tidak baik-baik. Rupanya Rendy membayar jurnalis abal-abal untuk membuat berita hoaks agar netizen kembali meragukan cerita para korban. Rani hampir tak menyangka Rendy bakal melakukan hal licik seperti itu.

"Nduk, jangan ngomong aneh-aneh, anjir itu apa." tegur Bu Shinta, melihat putrinya itu sedang heboh memaki.

"Ehhh iya maaf, Mah." ringisnya, menyambut kedatangan Bu Shinta yang entah muncul dari mana.

"Masih pagi begini udah marah-marah, ada apa, to?" tanya Bu Shinta, heran. Anak-ibu itu sedang berada di ruang tengah.

"Ini Mah, ada manusia tapi kelakuannya kayak setan berbando merah di tv-tv yang suka ngajakin orang nakal, Mah." jawab Rani sekenanya.

"Hush gak baik ngomong kayak begitu." tegur Bu Shinta.

"Beneran Mah, naudzubillahi min dzalik deh kelakuannya, bikin Rani esmosi." ujar Rani merasa kesal lagi.

"Ya sudah, lebih baik didoakan semoga orangnya cepat tobat. Doa baik itu kembali kepada diri sendiri." ujar Bu Shinta yang sedang merapikan ruang tengah.

"Ohh maksud Mamah biar Rani juga ikutan tobat gitu ya, Mah." ringisnya menangkap arti lain dari perkataan mamahnya itu.

"Hehe itu juga maksudnya Mamah, Nduk." celutuk Bu Shinta.

Rani sadar jika hobi roastingnya itu ternyata menurun dari bakat terpendam Bu Shinta. "Astagfirullah hal adzim Rani, bisa-bisanya ngatain orang tua sendiri julid. Benar kata Mamahmu itu, segera tobat kau, Nak." Monolognya dalam hati. Definisi buah jatuh memang tak jauh dari pohonnya.

"Yadeh, tobat Rani tobat." pasrah Rani.

"Aamiin Gustiii."

"Iya aamiin Mamahku sayang." Rani gemas dan malah memeluk mamahnya itu.

"Ya wis sarapan sana." titah Bu Shinta.

"Rani mau berangkat sekarang, Mah."

"Lho baru jam segini."

"Iyaa pokoknya ada tugas penting, Mah. Rani pamit ya. Wassalamu'alaikum." pamitnya sembari melirik jam di tangan kirinya itu.

"Eh eh belum salim Mamah." tegur Bu Shinta melihat putrinya itu hanya nyelonong pergi.

"Ehhhh iya. Cup."

Rani segera meluncur ke kosan Najwa. Padahal Rani berharap Najwa tidak melihat berita hoaks buatan Rendy itu. Namun apalah daya, kekuatan tangan netijen emang sangat horor.

Tangis Najwa kembali pecah saat Rani tiba di kosan. Rani merasa ikut sakit melihat sahabatnya seperti itu.

"Ran, gue nyerah kalo Rendy begini. Gue gak kuat lagi."

"Pasti sekarang mereka semua jadi nyalahin gue kan karena berita itu?"

"Ran, rasanya gue gak bisa hidup lagi... "

Mendengar itu, Rani menghambur untuk memeluk Najwa dan menenangkannya. "Nes, loe enggak usah pikirin yang enggak-enggak ya."

"Gue takut, Ran." Najwa terlihat linglung.

"Iya Najwa gue tahu kalo loe takut, tapi inget loe enggak sendiri. Masih ada gue dan temen-temen lain yang bakal benerin soal berita itu." ujar Rani.

"Ran... "

"Loe harus tenangin diri ya. Insyaallah ini bakal segera baik-baik aja. Inget Nes, Allah selalu bersama kita." Rani menenangkan Najwa kembali.

Mendengar itu Najwa mencoba tenang. Sedangkan Rani mengambil ponsel dan menelpon seseorang, rupanya dia menelpon Umar.

"Assalamu'alaikum, Mas Umar."

"Waalaikumsalam, ada apa, Ran?" jawab Umar di seberang sana.

"Mas, beritanya udah selesai belum? Maksud Rani berita terbaru kasus pelecehan yang lagi dibikin Mas Umar itu..." ujar Rani tanpa basa-basi.

"Maaf, Ran. Tadi pagi naskah beritanya udah aku setor sama atasan tapi sampe sekarang belum tayang. Sejak tadi aku udah coba hubungi editor tapi belum ada hasil." Umar juga mengatakan jika ia sedang liputan di luar dan belum bisa kembali ke kantor untuk mengeceknya secara langsung.

"Hm gitu ya, Mas. Soalnya ini ada berita hoaks yang enggak bener soal korban, jadi berita Mas Umar harus cepet dirilis buat menyangkal berita hoaks itu." Ujar Rani cemas.

"Berita hoaks?"

"Iya, Mas. Itu pasti ulah pelaku yang pengen menakuti para korban." jawab Rani merasa kesal ketika mengingatnya. 

"Iya, Ran, kamu sabar ya. Aku coba balik ke kantor secepatnya. Kamu gak usah khawatir, aku usahain beritanya segera rilis." ujar Umar menenangkan Rani sembari mengecek dan mengirim kembali naskah berita soal pelecehan yang tadi pagi berhasil ia selesaikan. Mungkin saja ternyata dirinya yang sudah melakukan kesalahan.

"Iya, Mas. Makasih ya Mas, maaf ganggu Mas Umar."

"Sama-sama. Ini udah jadi kewajiban aku, Ran." ujar Umar berharap Rani tidak cemas lagi, "Ya udah, kamu semangat buat kuliahnya, jangan bolos." lanjutnya.

"Hehe iya, Mas. Mas Umar juga semangat buat liputannya. Rani tutup dulu ya, Mas. Wassalamu'alaikum." Pamit Rani.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Setelah menutup telepon, Rani menenangkan Najwa dengan mengatakan berita yang dibuat Umar akan segera rilis dan mengklarifikasi hoaks buatan Rendy. Rani juga segera menghubungi komunitasnya untuk membantu menenangkan korban lainnya.  

Sedangkan di ujung sana, Umar pun merasa ikut bingung. Dia tidak habis pikir mengapa tim redaksi belum juga menayangkan beritanya. Umar yang saat itu sedang berada di luar bergegas menyelesaikan liputan agar bisa kembali ke kantor.

***

Gimana? Kali ini pendekan dulu yahhh

Alerta!! berita hoaks memang sangat meresahkan. Kita sebagai generasi muda yang beriman dan berbudi pekerti semoga bisa menghilangkan habit-habit nge-hoaks karena fitnah itu lebih  kejam daripada dia yang telah mengghosting kita. 

Next????

Oh ya, sekarang Muslimah Random KE DEPANNYA cuma tayang di hari SABTU dan MINGGU, karena Sabtu kemarin tidak tayang, jadi malam ini double tayang. 

cus LANJUT aja ke CHAPTER SELANJUTNYA!

Muslimah Random (TERBIT)Where stories live. Discover now