Chapter 32 Hero Jilid 2

168 46 109
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hai haiiii happy weekend😍 Muslimah Random mau nemenin kalian di malam minggu ini🥰

Eitss aku mau bilang makasih buat kalian yang udah jadi pembaca setia cerita ini, lope sekebon deh buat kalian❤️❤️

Capcusss

HAPPY READING
.
.
.
.

S

ore itu, Umar berada di kantor lamanya untuk menjemput Jovi. Namun saat menunggu di depan gedung itu dia tak sengaja berpapasan dengan Rendy yang sedang serius berbicara dengan seseorang. Bukannya bermaksud menguping, Umar mendengar sesuatu yang ganjil.

“Brengsek, padahal gue udah bikin wartawan itu dipecat.” ujar Rendy.

“Sial, ini pasti ulah Rani lagi, nyuruh wartawan itu bikin berita yang selalu mojokin gue.”

“Cewek itu harus dikasih pelajaran… “

Sedangkan laki-laki berbadan besar di depannya itu hanya patuh mendengarkan. Umar mendengar jelas apa yang dikatakan Rendy. Ternyata cowok itu belum puas membungkam orang-orang dan target dia kali ini adalah Rani.

“Cepat cari cewek ini dan bawa ke lokasi yang gue kirim.” ujar Rendy menunjuk ponselnya.

“Siap bos.”

Keduanya beranjak menuju mobil yang berbeda. Umar bergegas mengambil motor dan membuntuti mobil itu. Mobil hitam yang ditumpangi laki-laki berbadan besar terus melaju menuju kampus Rani. Umar berusaha menghadang mobil itu. Hingga beberapa usahanya menyalip kendaraan lain, Umar berhasil juga mencegat mobil itu. Ciiiiiiiiit, suara decit kendaraan mereka pun beradu.

Hari sudah sore dan kampus terlihat sepi. Tiga cowok berbadan besar keluar dari mobil, menemui Umar dan motor bebeknya. 

“Heh cari masalah loe.” geram salah satu dari mereka.

“Kalian seharusnya tidak melakukan tugas itu, menyakiti gadis yang tak bersalah.” ujar Umar.

“Ohh mau jadi pahlawan loe ya!!”

Salah satu dari mereka mendekat, menantang Umar berduel. Bugh!!! Selanjutnya tubuh cungkring Umar berubah menjadi samsak yang pasrah menerima amukan mereka.

***

Seorang Jurnalis Dikeroyok Beberapa Orang Tak Dikenal

Jurnalis di Jogja Jadi Korban Pengeroyokan, Polisi Buru Pelaku

Barry dan Rani bergegas ke rumah sakit tempat Umar dirawat. Sesampainya di sana, sudah ada Jovi yang sedang menemani Umar terbaring tak berdaya di bangsal pasien.

Innalillahi wa innailahi rojiun. Mas Umar?!!” desis Rani khawatir.

Rani benar-benar tak tega melihat wajah Umar babak belur apalagi bibir cowok itu menjadi jontor mirip bibir Rani ketika makan seblak level 10.

“Jov, gimana Umar?”

“Kata dokter lukanya lumayan parah tapi syukurlah gak ada yang fatal.” ujar Jovi meniru perkataan dokter beberapa saat lalu.

“Alhamdulillah.” Koor Barry dan Rani.

Jovi lalu menceritakan apa yang telah terjadi pada Umar. Sore itu dia meminta Umar untuk menjemputnya di kantor. Namun hingga Maghrib tiba, Umar belum juga datang. Jovi lalu menelpon Umar. Panggilan pertama, tak ada jawaban dari rekannya itu hingga telepon ke 3 itulah panggilannya bersambut. Dengan suara lemah Umar mengatakan kondisinya. Jovi bergegas pergi ke kampus Rani dan melihat Umar tergeletak tak berdaya dengan muka penuh lebam.

Muslimah Random (TERBIT)Where stories live. Discover now