°hujan°

3.5K 203 0
                                    

Pertemuan pertama kita adalah hal terindah yang ku miliki

- zilla joanna

•••

seorang gadis remaja duduk di tengahnya hujan mengguyur kota bandung. Tubuhnya habis basah dikarenakan hujan yang mengguyur tubuh nya tanpa sehelai pakaian hangat semacam jaket

Bahkan wajahnya terlihat pucat dan sangat basah. Kepalanya sedikit mendongak menatap langit biru dengan rintikan hujan tangannya terangkat terasa ingin mengambil bintang itu namun setelahnya tangannya terkepal kuat. Isakan mulai keluar dari mulut mungil nya

Gadis itu memejamkan matanya dengan kuat kuat

Namun setelahnya. Gadis itu tak merasakan apapun tubuhnya terasa berhenti diguyur oleh derasnya hujan, anehh hujan masih tetap turun namun kenapa hujan itu tak mengguyur tubuhnya lagi

Gadis itu yang awalnya menunduk kini kembali mendongakkn kepalanya. Menatap seorang pemuda dengan membawa payung di tangannya. Dan payung itulah yang menghentikan hujan mengguyur tubuh mungil itu. Pemuda itu tersenyum manis lalu ikut duduk di samping gadis yang diketahui namanya ialah zilla

"Jangan duduk di sini, basah" Larang zilla. Saat lelaki itu duduk di dekatnya "nanti kau sakit! " Lanjut zilla dengan pelan

"Aku sudah biasa seperti ini jadi tidak usah khawatir! " Balas pemuda itu

Khawatir? Zilla rasa tidak. Larangan itu adalah larangan biasa baginya bukan rasa khawatir. Memang siapa pemuda itu. seenaknya menghampiri nya dan mengganggu suasana hening nya. Zilla menghembuskan napasnya berat

"Tidak kedinginan? " Tanya pemuda itu seraya menatap zilla sekilas. Zilla terdiam tak membalas perkataan yang dilontarkan oleh pemuda di samping nya. Untuk apa pemuda itu peduli? dia kedinginan atau tidak pun itu urusan nyaa"aku bertanya padamu, apa kau tidak kedinginan? "Ulang pemuda itu. Karna mengira zilla tak mendengar kan ucapan nya

" Kau siapa beraninya bertanya seperti itu.. " Pada akhirnya zilla membuka mulutnya

"Aku? " Pemuda itu menghentikan kalimat nya sejenak sambil menunjuk pada dirinya sendiri"teman mu! "

Zilla mentap pemuda itu tak percaya. Teman? Siapa yang mau menjadi temannya bahkan di sekolah pun dirinya tak terlalu mementingkan teman. Bisa dibilang dirinya tak mempunyai teman selain sahabatnya

"Tidak ingin pulang? Hari sudah mulai larut. Apa ayah atau ibumu tidak mencarimu atau mengkhawatirkan mu! " Zilla dibuat tersenyum miris. Mendengarkan perkataan yang dilontarkan oleh pemuda itu terhadap dirinya. Bahkan untuk peduli pun tidak

Zilla berdiri. Membuat lelaki itu mendongakkan kepalanya dan ikut berdiri

"Biar ku antarkan! " Lelaki itu menghadang langkahnya

"Tidak perlu! " Tolak zilla. Mendorong tubuhnya lelaki yang menghadang langkahnya "aku bisa sendiri! "Lanjut zilla pergi Menerobos derasnya hujan. Tak peduli dirinya akan sakit atau tidak lagipula bermain hujan adalah kesukaan nya sejak kecil. Wlau dia tahu tubuhnya sangat lemah akan hujan

•••

" Darimana saja kau! "Zilla menunduk dengan santai nya. Tak ada rasa ketakutan sedikit pun di dalam dirinya" Ayah bertanya padamuu. Tidak diajarkan kah kau untuk sopan santun! "Sentak sang ayah

" Kau yang tidak mengajarkan ku sopan santun ayah. Semua ini berawal dari mu! "Tekan zilla seraya menunjuk sang ayah dengan jari nya

Zilla tak melanjutkan ucapan nya lagi. Gadis itu mulai melangkahkan kakinya menuju lantai dua. Tak mendengar kan teriakan dari sang ayah yang memanggil diri nya. Sesampai di tempat tujuan nya zilla memeluk dirinya sekejap

Sangat diingin. Tangannya meraih remot yang berada di atas nakas guna untuk mematikan AC yang berada di dalam kamar nya

Merasa sedikit mereda. Zilla memasuki kamar mandi untuk membersihkan badan nya dan akan bersiap untuk tidur. Dirinya tidak ingin sakit lagi diakibatkan kedinginan terlalu lama. Lagi pula dirinya tak bisa diam di rumah saja itu hanya akan membuat nya muak saja

"Yahh mengapa air hangat di kamarnya sudah habis. Aku sangat malas untuk turun dan mengambil nya! " Wajah zilla berubah lesu tidak mungkin dirinya kembali menuruni tangga. Sudah bisa gadis itu pastikan jika akan ada banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh orang orang itu. Dan itu akan membuat dirinya malas

"Lebih baik aku tidur saja.. " Final zilla

•••

"Bangun gak lo! "Suara tak asing mulai memasuki gendang telinga zilla. Dan merusak pagi nya yang cerah. Ren menarik selimut zilla agar anak itu terbangun tidurnya" Bangun tolol"

zilla mulai mengucek matanya perlahan. Menatap Ren dengan tatapan tajam dan marah. Lelaki itu sering kali membuat masalah dengan dirinya padahal zilla tak pernah mengusik pemuda itu sekali pun. Bahkan untuk berbincang dengan nya pun dia sangat malas

Tangannya terangkat. Mendorong tubuh ren kasar hingga ren sedikit menjauh dari pandangan nya. Zilla segera beranjak memasuki kamar mandi dengan kesal

"Diajarin sopan santun gasi lo! "Sarkas ren. Namun tak dihiraukan oleh zilla

Beberapa detik setelah nya. Ren memutuskan untuk pergi dari kamar anak itu tidak ada guna nya menunggu anak itu selesai mandi. Bisa dibilang dirinya lelaki mesum lagipula ren benci zilla. Jika bukan sang ibu yang menyuruh untuk membangun kan nya. Ren tidak akan mau membangun kan anak itu

"Kenapa kakak kesal? " Tanya via seraya melahap roti yang dilapisi dengan selai kacang di atas nya. Mulut anak itu mengunyah nikmat roti yang sudah masuk ke dalam mulutnya tanpa henti

"Anak itu sangat membuat kakak kesal! "

"Maksud kakak? Kak zilla? Tidak boleh seperti itu kak. Kak zilla bagian dari keluarga kita juga" Ceramah via. Membuat ren sedikit gemas melihat nya

"Via selesai kan dulu makanan mu. Tidak baik makan sambil mengobrol! " Nasehat xellyn"dan kau ren.. Jangan seperti itu"peringat xellyn kepada anak laki laki nya

Ren menghembus napas nya berat"kenapa mama selalu saja mengatakan itu. Aku muak dengan anak itu! "

"Ren duduk lahh dan makan! " Tekan sang ayah. Yang sedikit muak dengn percakapan itu

Ren menurut. Namun beberapa detik setelah nya. Zilla menuruni tangga dengan menggunakan seragam sekolah nya yang lengkap. Namun tujuan nya tak menuju ruang makan zilla justru Melewati ruang makan. Dan menghiraukan mereka yang tengah melakukan sarapan bersama

"Zilla makanlah terlebih dahulu!"Suruh xellyn dengan nada yang sedikit berteriak

" Makan? Kau makan saja sendiri. Aku tak sudi memakan masakan mu itu. Lebih baik aku beli!"sinis zilla

"Jaga ucapan mu!" Geram sang ayah"dia ibumu. Belajarlah untuk sopan santun jika tidak ingin menerima akibatnya! "

"Akibat? Ayah ingin memukul ku lagi kan" Tebak zilla"pukulan ayah bahkan tak akan pernah membuat ku takut. Tidak ada gunanya takut dengan bajingan seperti ayah. Sangat membuang waktu ku saja! "

Liam mengepalkan kedua tangannya. Rahang nya seketika mengeras semua urat nadi nya terlihat. Menandakan bahwa dirinya benar benar marah saat ini

"Sudahlah! Aku bisa terlambat karna kalian"zilla melanjutkan ucapan nya. Kakinya kembali melangkah meninggalkan ruang tamu

Ren menatap punggung zilla dengan geram. Dirinya sungguh muak, kenapa anak itu selalu membuat dirinya marah kenapa anak itu tidak pernah berbuat sopan santun. Apa salahnya berbuat sopan santun sekejao

Hey bayangkan saja. Ini masih pagi hari dan gadis itu sudah berhasil memancing emosi nya saja. Bahkan nafsu makan nya saja sudah menghilang karna gadis itu. Ren rasa dirinya akan makan di sekolahan saja. Karna makanan di pagi hari ini adalah gadis itu. Ya makanan di pagi harinya adalah ucapan yang diberikan oleh gadis itu

surat terakhir haikal✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang