°lelah°

1.3K 112 1
                                    

Zilla duduk termenung di kursi taman yang memang sudah di sediakan di sana. Dengan masih menggunakan seragam sekolahnya banyak pasang mata yang menatapnya aneh. Bukankah seharusnya zilla berangkat ke sekolah? Tapi zilla malah duduk termenung di taman sendirian. Bahkan banyak orang yang mengira bahwa dirinya tengah membolos. Namun zilla menghiraukan tuduhan itu. Lagipula itu tidak benar bukan?

Nyata nya zilla berada di taman saat ini. Karna mood nya yang sudah benar benar hancur karna wanita jalang itu. wanita yang seenaknya dengan hidup nya, dirinya saja tak pernah mencampuri urusan nya. Tapi siapa wanita itu yang beraninya ikut campur?

Mungkin seharian ini dirinya akan diam di taman. Tentu saja untuk menghabiskan waktunya, tidak mungkin dia pergi ke sekolah ini sudah terlambat. Yang ada dirinya pasti akan dihukum

Zilla menyenderkan kepalanya di pegangan kursi. Menghela nafasnya kasar

"Sekarang gw harus apa? " Tanya zilla pada dirinya sendiri. Inilah yang zilla tak suka. Jika dirinya tak pergi ke sekolah dirinya pasti akan merasakan bosan. Dia tidak tahu bagaimana cara menghilangkan rasa bosan itu"gara gara tu jalang gw jadi kagak sekolah "gumam zilla dengan kegeraman. Zilla menghantam pegangan kursi dengan kasar tak peduli dengan tangannya yang sudah berdenyut kesakitan

" Arkhh bangsttt! "Sentak zilla. Dengan kekesalan

" Haii! "Sapa seorang gadis yang tampak nya seumuran dengannya. Gadis itu duduk tepat di samping zilla namun gadis itu tak menggunakan seragam sekolah seperti nya. Apa gadis itu tak pergi ke sekolah?" Maaf mengganggu. Ada yang bisa kubantu? Kurasa dirimu sangat frustasi sekali"ucap gadis itu memprihatinkan

"Tidak ada" Balas zilla singkat "lagipula aku hanya kesal saja. Karna tak bisa pergi ke sekolah" Lanjut zilla seadanya. Gadis itu mengangguk paham

"Kenapa tidak bisa? " Tanya gadis itu lagi

Zilla terdiam. Tak membalas perkataan gadis itu"baiklah aku mengerti. Kau tidak ingin memberitahuku? Tidak apa lagipula aku tidak mempunyai hak untuk memaksamu! "

"Wajahmu kenapa merasa tidak asing bagiku? " Tanya zilla saat mengamati wajah gadis itu dengan lama. Seperti pernah bertemu namun zilla lupa

Gadis itu terkekeh "perkenalkan namaku saskia. Aku gadis cupu yang kau tolong waktu itu" Zilla mengangguk, pantas saja dirinya merasa tak asing dengan gadis di samping nya itu. Ternyata gadis korban bully yang dia tolong waktu dibully oleh raya"Terima kasih sudah menolongku waktu itu. Jika tidak ada dirimu mungkin keadaan ku akan lebih parah!"

"Tidak masalah. Lagipula sesama manusia kita harus saling tolong menolong" Ucap zilla"ngomong ngomong mengapa kau tidak pergi ke sekolah? "

"Aku? " Saskia menunjuk dirinya sendiri"aku sedikit tidak enak badan. "

Setelah itu keadaan hening seperti semula mulai menghampiri mereka. Tidak ada percakapan apapun lagi hanya ada keheningan di antara mereka berdua. Dengan suara angin kencang di sekitaran

"Ah maaf aku harus pergi sekarang juga. Orang tua ku pasti sudah mencariku saat ini" Pamit saskia. Lalu berlari dengan kencang

Zilla menatap kepergian Saskia dengan keanehan. Kencang sekali.. Seperti ada sesuatu yang tak bisa dilewati. Jika kedua org tuanya mencari pun tidak mungkin harus buru buru seperti itu.. Zilla menggelengkan kepalanya kembali menunduk. Menikmati angin yang menerpa tubuh nya

•••

"Zilla kau darimana saja? Mama sangat meng khawatir kan mu"zilla menatap tak peduli wanita yang tengah berbicara dengannya itu. Enggan untuk membalas nya. Bahkan untuk membuka mulutnya saja dilla terasa sangat malas" Zilla"panggil xellyn lagi saat zilla pergi begitu saja melewati dirinya tanpa membalas perkataan nya. Xellyn menatap sendu sang anak dari kejauhan

Mungkin kesalahan ynag dia perbuat sangat fatal bagi sang anak. Hingga membuat zilla mendiami dirinya seperti itu tapi percayalah dirinya melakukan itu hanya karna tak ingin terjadi sesuatu dengan zilla

Di sisi lain. Dirinya sangat merasa bersalah namun di sisi lain dirinya sangat khawatir jika zilla pergi ke sekolah. Bisa saja zilla tak sadarkan diri saat berada di sekolahan

"Bodoh kau!" Xellyn mengerutuki dirinya. Yang bodoh mengambil keputusan begitu saja"ah tenang kan dirimuu.. Lebih baik aku membuatkan zilla sarapan dia pasti belum makan di luar"final xellyn lalu beranjak menuju dapur

Beberapa menit setelahnya. Xellyn pun selesai memasak makanan yang ringan. Sebuah udang lalu membawanya ke kamar sang anak dengan hati hati

"Syng kau mak---"

Piang

Secara tidak sengaja. Pegangan nya pada mapan itu melonggar hingga semua nya terjatuh dan berserakan di lantai

"TIDAK BISAKAH KAU MENGETUK PINTU TERLEBIH DAHULU! "

"Zilla apa yang akan kau lakukan dengn pisau itu? Itu sangat tajam jangan berbuat macam macam" Panik xellyn. Dia melihat semuanya dia melihat zilla yang akan menggores lengannya dengan pisau itu. Namun dia juga bersyukur kegiatan itu terhenti saat dirinya datang

"BUKAN URUSANMU JALANG! "

Deg

Hati xellyn terasa teriris. Jalang? Perkataan zilla barusan sungguh membuat dadanya terasa sesak. Dan sakit sebenci itukah anak angkatnya itu dengan dirinya? Sebenci itu? Mungkin tak perlu dipertanyakan lagi. Semuanya sudah terlihat jelas dari perlakuan zilla terhadap dirinya

Namun dia tidak akan menyerah semudah itu. Dia pasti akan mencari segala cara agar zilla mau menerima dirinya dengan tulus

"Keluar" Pinta zilla dengan nada yang mencengkam. Namun xellyn masih di dalam posisi nya yang sama tanpa berpindah tempat hingga membuat zilla kembali geram

Brakh

"GW BILANG KELUAR ANJ!" Teriak zilla. Seraya menendang meja yang berada tepat di samping kanan nya sehingga berpindah tempat"keluar selagi gw masih ngomong baik sama lo! "

" T-tapi mama mohon jangan berbuat macam macam! "Mohon xellyn. sebelum pada akhirnya pergi meninggalkan zilla. Tidak mungkin dirinya diam di sana di saat zilla marah kepda dirinya, diam di sana sama saja mencari masalah dirinya hanya perlu memberikan waktu sendiri untuk zilla. Setelah itu dia akan berbicara lagi

"mama hikss! " Zilla menangis seraya memeluk sebuh bingkai yang berisikan foto wanita yang paling dia sayangin "zilla kangen.. Zilla mau peluk mama. " Isak nya terdengar begitu jelas

"Dunia jahat.. Zilla mau ikut mama, tolong jemput zilla ma.. Zilla ga kuat lagi! "Nada nya terdengar seperti lirihan. Zilla semakin mengeratkan pelukan nya kepada bingkai itu, bahkan bingkai itu terlihat basah karna air matanya yang lolos begitu saja" Mama janji bakal selalu ada buat zilla kan? Tapi kenapaa mama ninggalin zilla ma.. Kenapa? Zilla gabakal bisa nerima semua ini.. Zilla hanya butuh mama, zilla ga butuh yang lainnya maa!"

surat terakhir haikal✔Where stories live. Discover now