°keanehan haikal°

1.5K 111 1
                                    

"La.. Lo tuh mending gausah nekat kayak gtu napa, liat tuh mak tiri lo ampe panik tak tertolong" Venus mencoba menasehati zilla"lagipula mati bukan cara yang baik buat nemuin kebahagiaan, lo hanya perlu bersabar. Kebahagiaan itu pasti bakal datang"venya melanjutkan ucapan nya. Aily mengangguk menyetujui perkataan venus yang memang pertama kalinya di sebut benar. Venua biasanya tak pernah benar dalam berbicara atau memberikan nasehat. setiap nasehat yang dia berikan pasti terdengar aneh

Aily mengalihkan pandangan nya dari venus. Menatap zilla yang hanya diam saja seray menunduk dan memejamkn matanya kuat"sabar la. Masih ada kita kok di sini "aily mencoba untuk menghibur zilla. Agar tak terlalu larut dalam kesedihan

"Nih! " Venus melempar kan sebuah buku catatan kepada zilla"catat tugas nya.. Besok kumpul di suruh sama pak andi! "Zilla mengernyit kan dahinya

" Hushh lo kalo ngasi buku catatan tuh yang bener. Gausah maen lempar zilla bukan pengemis yang dijalan jalan"ketus aily. Sangat tidak sopan bukan melempar kan barang? Itu seperti penghinaan"itu lo kayak ngehina zilla jadinya. Ntar kalo zilla nya kesinggung gimana

Venus menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal. seraya menyengir tanpa dosa nya"hehe sorry reflek! "

Plak

"Reflek sih reflek tapi reflek nya gak kayak gtu juga! " Omel aily

"Makasi ya. Besok gw balikin" Venus mengangguk "kalian mau minum apa? Biar gw bikinin" Tanya zilla. Tak enak rasanya jika mereka datang ke rumahnya tanpa di siap kan apapunapapun

"Eh gausah la. Udh lo duduk ajaa"

"Gapapa, kalian mau minum apa? " Tanya zilla lagi. Bukan zilla namanya jika tidak keras kepala. Semampu apapun mereka menolak zilla akan tetap memaksa sampai mereka mengatakan iya. "Jus? "

"Air putih! " Mereka menjawab dengan serentak. Saling berhadapan sekilas lalu kembali dengan penglihatan mereka masing masing "iya la air putih aja. Lagian itu aja udah cukup kok" Aily kembali berucap. Zilla menghargai keputusan itu, lagian dia juga tidak mau terlalu memaksa aily ataupun venus. Itu pasti akan membuat mereka tidak nyaman

"Al.. Tadi haikal bilang apa ma lo? " Tanya Venus dengan rasa penasaran nya. Bagaimana tidak penasaran mereka berbicara berdua tanpa mengajak dirinya. Itu sungguh tidak adil baginya

"Kepo yaaa" Goda aily seraya terkekeh. Saat melihat perubahan di wajah Venus"ga ngomong apaa apa. Cuma bilang kalo dia mau nyusul ke sini buat jengukin zilla juga. Tapi gatau juga tu anak kemana bilangnya sih segera tapi sampe sekarang belum dateng juga"

"Oh" Venus hanya ber oh ria"al rasanya di tanah tuh gimana sih! "Asal venus. Aily menatap tajam ke arah Venus

Plak

Aily kembali memukul bagian lengan venus. Kali ini yang disebelah kiri

" Lo gausah ngadi ngadi yaa. Di tanah tuh ya gak kerasa namanya juga udah mati! "

"Iy tap---"

"Halo, kalian temennya kak zilla ya? " Tanya seorang gadis yang lebih muda setahun dari mereka "aku via adeknya kak zilla. Salam kenal"via tersenyum tipis

"Via" Panggil zilla"masuk kamar lo. Gausah keluar sebelum temen gw pada pulang"

"Emm iya kak"

Zilla menggeleng lelah. Menaruh 2 gelas air putih di tangannya itu di atas meja lalu ikut duduk bersama mereka"haikal kapan datang? "Tanya zilla saat menyadari kehadiran haikal di sana

" Baru la"

"Yah airnya kurang dong, bentar ya gw ambilin lagi" Zilla hendak pergi namun lengannya ditahan oleh haikal

"Gausah gw bentaran doang kok di sini! "Ucap haikal yang masih memegang lengan zilla. Tanpa melepaskan nya" Eh sorry"haikal segera melepaskan genggaman nya pada lengan zilla

"Gapapa! "

"La.. Itu adek lo? Cakep juga" Puji venus. Seketika zilla menatap tajam ke arah venua. Membuat siapapun pasti akan merinding melihatnya"tatapan lo tajam banget. Emang gw salah ngomong ya? "Venus kembali bertanya. Seperti nya dia tak salah bicara tapi kenapa zilla memberikan tatapan tak suka nya kepada dirinya

" Gausah puji tu anak sialan di depan gw, ngerti lo? "Ketua zilla

" Anak sialan? "Heran haikal. Dengan nada pelan. Haikal sedikit merasa tak asing dengan anak itu seperti pernah bertemu sebelum nua. Tapi dia tidak ingat, tapi haikal merasa sangat dekat dengan anak itu. sangat dekat sekali" Dia adek kandung lo? "Haikal bertanya

Zilla menggeleng sebagai jawaban tidak

" Eh kayaknya gw harus pulang sekarang deh. Gw ada----urusan iya urusan! "

"Kal lo baru 10 menit loh di sini?! Udah mau pulang aja"

"Sorry ya ven. Kapan kapan gw main ke rumah lo deh tapi sekarang gw mau pulang dulu ada urusan yang harus gw selesain. Gw pulang dulu yaa! "

Serentak mereka menatap punggung haikal yang mulai menjauh dari pandangan. Mereka sibuk dengan pikiran yang ada namun mata mereka tertuju ke depan

"Aneh" Gumam zilla

•••

"Ayo haikal berpikir yang jernih! " Haikal meremat rambutnya prustasi. Seraya menggelengkan kepalanya kuat, kenapa dirinya tak bisa berpikir dengan benar. Dia memerlukan jawaban

Siapa via? Kenapa anak itu rasanya sangat dekat sekali dengannya. Namun haikal bisa mengingat apapun saat ini

"Kenapa? " Tanya harvis selaku kembaran nya"prustasi? Ada masalah? "Harvis kembali bertanya dengan bertubi tubi

" Liat foto ini"haikal membuang ponselnya ke arah harvis. Dengan sigap harvis menangkap nya lalu menatap foto seorang gadis yang tertera di sana"lo kenal dia? "

Harvis terdiam. Masih sibuk dengan pandangan nya yang menatap foto gadis yang ada di dalam ponsel yang berada di genggaman nya

"Dia mirip..."

"Siapa? " Tanya haikal penasaran. Akan perkataan yang akan dilontarkan oleh harvis"jawab sekarang harvis "paksa haikal

"gw gak kenal" Harvis melemparkan ponsel itu ke sofa. Haikal menatap harvis tak percaya dia kira kembrn nya ini berpikiran yang sama dengan dirinya. Namun ternyata tidak kembaran nya ini sangat tidak bisa diajak berpikir keras"lagian dia siapa? Darimana lo dapet tu foto "

"dia adeknya temen sekelas gw" Balas haikal

surat terakhir haikal✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin