CHEATING ON YOU - Charlie Puth

168 42 15
                                    

Thought I could get you back any time of day
Shouldn't have been so cocky, shouldn't have did you wrong
And now I miss you bad, really, really bad
Guess you don't know what you got until it's gone


*****


Acara romantis dan makan malam lezat barusan tidak lagi berarti bagiku setelah mendengar penjelasan singkat Jhon. Saat ini, aku hanya merasa mual melihat wajah lelaki yang sudah kunikahi selama empat tahun. Sampai di sini seharusnya Jhon tahu jika aku memutuskan untuk pergi meninggalkannya.

Denting lift dan pintu otomatis yang terbuka segera menampakkan beberapa lelaki dan perempuan dalam pakaian indah yang menunggu untuk masuk. Tanpa kalimat perpisahan kepada Jhon, aku menyelinap pergi. Secepat mungkin aku berjalan melewati meja panjang resepsionis ke arah pintu utama. Ke mana tujuanku adalah nomor dua, yang terpenting asal tidak kembali ke kamar hotel.

Udara dingin dan angin kencang segera menyambut begitu aku melangkah keluar pintu utama. Pandanganku segera mencari kendaraan untuk pergi dari hotel mewah ini, jika perlu aku akan berjalan kaki ke Gunung Gambar. Rupanya itu tidak perlu kulakukan. Dekat pintu gerbang hotel yang hanya berjarak beberapa meter, sekelompok lelaki dalam seragam biru yang sewarna dengan kendaraan sewanya tampak berkumpul menunggu penumpang.

Baru beberapa langkah menuju pangkalan taksi, cengkeraman pada siku membuatku limbung dan hampir saja kehilangan keseimbangan. Di hadapanku kini berdiri lelaki yang selama ini kupuja, raut wajah blasteran itu menampakkan kegusaran yang belum pernah kulihat sebelumnya. 

"Mau ke mana kamu? Selesaikan ini, Em," hardiknya.

"Memang sudah selesai, Jhon," desisku tajam. "Kita. Sudah. Selesai."

Gerahamku mengetat menahan rasa sakit di dada yang muncul kembali. Tusukan itu terasa lebih tajam sekarang dan tidak terperikan. Susah payah aku menahan air mata yang menggenang, aku tidak ingin menangis dihadapannya.

"Enggak bisa! Aku enggak terima!" Jhon mengguncang bahuku kasar. "Aku cinta sama kamu! Sonya itu--"

"Stop it, Jhon!" seruku sembari menyentakkan siku, melepaskan diri dari cengkeramannya. "Aku enggak mau dengar lagi cerita kamu yang diulang-ulang. Kamu lagi meyakinkan aku kalau kamu cinta sama aku, atau kamu lagi berusaha membenarkan perbuatanmu dihadapanku, hah?"

Sebagai seorang istri, tidak seharusnya aku mencurigai suamiku. Namun sekarang, justru aku merasa seharusnya kulakukan ini sejak dulu, memberondongnya dengan pertanyaan akan hal-hal yang membuatku bimbang dan tidak bisa tidur berhari-hari karena memikirkan seribu satu kemungkinan akan apa yang dilakukan suamiku di belahan bumi lain.

Dia menggeleng, nada suaranya lebih rendah ketika berbicara, "Em, listen to me ...."

"Sudah cukup aku dengarin kamu selama ini, Jhon. Aku juga bukan klien kamu yang perlu dilobi." Suara dengan nada tinggiku membuat lelaki itu menegakkan punggungnya dalam sekejap. Jhon mungkin terkejut melihat Emilia yang baru, yang mampu menghardiknya. "Coba kamu pikir, kalau aku di posisi kamu, kalau aku tidur dengan beberapa lelaki karena kamu enggak pernah ada, apa kamu bisa memaklumi kebutuhanku atau kamu akan menuduhku selingkuh?"

"Kamu enggak mungkin--" 

"Jawab aku, Jhon!" Rasa terkejut kembali tergambar di wajah suamiku ketika kupotong kalimatnya dengan kasar. Selama ini, aku selalu memberinya prioritas untuk bicara dan menuruti kata-katanya. Sekarang, rasa hormat dalam diriku terhadapnya sirna sudah.

Sinar mata yang tadi berkilat-kilat kian meredup, sebelum akhirnya dia berkata, "Selingkuh. Aku akan menuduhmu selingkuh." Lelaki itu lalu menyugar rambutnya dengan kasar.

KOMPILASI LAGU SEMUSIMWhere stories live. Discover now