JUST THE WAY YOU ARE - Bruno Mars

330 53 8
                                    

When I see your face
There's not a thing that I would change
'Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile
The whole world stops and stares for a while
'Cause girl you're amazing
Just the way you are


***


Matahari siang begitu terik. Sinar yang menerobos masuk dari kaca jendela kereta tak berpenutup, menyilaukan pemandangan di luar sana. Semua tampak berselimut debu emas. Deretan pohon yang berlari cepat berwarna hijau terang. Atap merah bata, dari rumah-rumah sederhana, berwarna oranye yang menyilaukan. Bahkan, aspal persimpangan jalan yang dilewati kereta tidak hitam, melainkan cokelat kekuningan.

Peluit meniup panjang dan memekakkan saat kereta melaju lurus di persimpangan. Bunyinya memberi peringatan pada rombongan kendaraan yang berada di depan, maupun di belakang, tiang penahan yang dicat merah putih. Di barisan depan, wajah-wajah dalam batok helm menunjukkan raut tidak sabar menunggu gerbong panjang berpenumpang ini berlalu.

Dalam beberapa detik, pemandangan berganti lagi menjadi deretan pohon, rumah sederhana, kemudian persimpangan jalan. Seterusnya seperti itu, membosankan.

Seharusnya aku juga mengenakan hoodie, seperti saat berangkat ke Jakarta, karena sinar matahari siang mulai mengganggu penglihatan. Mataku mulai berair, memejam saja ternyata tidak cukup. Hanya ada scarf lebar dalam tas. Kain tipis bermotif floral itu sudah pasti kurang tebal untuk menghalagi sinar matahari, tapi hanya itu yang aku miliki.

Kusampirkan scarf di kepala setelah melipatnya menjadi persegi panjang tiga lapis untuk melindungi mata dari silau. Sementara, ujung-ujung kain kubiarkan menjuntai menutupi sisi wajah untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet.

Lagi-lagi peluit panjang terdengar, tapi kali ini disusul melambatnya laju kereta. Kulirik jam dinding yang terpatri di atas mulut gerbong. Pukul tiga siang. Dari kaca jendela, sebuah papan panjang yang menggantung di dinding stasiun, menunjukkan lokasiku saat ini: Stasiun Purwokerto. Artinya, beberapa jam lagi menuju Yogyakarta.

Tidak perlu rasanya menelepon Mbok Ratih. Aku khawatir, penjaga rumah eyang itu akan repot-repot menjemput ke stasiun. Dia mungkin terkejut dengan kedatanganku yang tiba-tiba, tapi aku yakin, si mbok pasti senang ada yang menemaninya di rumah untuk beberapa bulan ke depan.

Ting! Ponselku bergetar. Sebuah notifikasi Whatsapp dari John membuatku tersenyum.

-----------------------------------------------------------

Honey 

[Good afternoon, Em. Hope your journey to Yogya is great.]

Me

Lumayan. 'Dah lama enggak pergi gini jauh, rasanya aneh.

Honey

[Yang aneh itu kamu, Em. Aku bingung, kenapa enggak naik pesawat? Enggak kebayang delapan jam dalam kereta api, tanpa hiburan, terus desak-desakan. It's a waste of time, u know?]

Me

😑Kritik lagi, aku gak jadi liburan, nih. Aku mau langsung pulang aja.

Honey

[😅 jangan gitu dong, Sayang ... anyway, it's a good start. Semoga kamu enjoy. Kabarin aku, sampai kapan kamu di sana. Incase bisnis trip-ku selesai lebih cepat, aku pasti nyusul kamu.]

KOMPILASI LAGU SEMUSIMWhere stories live. Discover now