SUPERMAN - Five for Fighting

803 89 7
                                    

I wish that I could cry
Fall upon my knees
Find a way to lie
About a home I'll never see

It may sound absurd, but don't be naive
Even heroes have the right to bleed
I may be disturbed, but won't you concede
Even heroes have the right to dream
And it's not easy to be me


***


Tidak ada yang lebih penting dalam hidupku selain rumah tangga yang kubina selama dua tahun bersama John Salim. Kuberikan seluruh jiwa dan raga untuk John, meskipun waktu yang dapat dibaginya denganku tidak banyak.

Berada di bawah tubuh gagahnya saat ini, melayani John sepenuh jiwa, adalah salah satu yang kunantikan. Mencintainya ... adalah kesedihan tersendiri, seperti memiliki sesuatu yang berharga yang tidak dapat kamu simpan.

Sebagai konsultan perdagangan internasional, suamiku dituntut untuk selalu bepergian berminggu-minggu ke belahan dunia lain dan hanya memiliki beberapa hari saja di Jakarta. Aku hanya bisa pasrah menunggunya pulang dalam rumah besar yang dibeli John sebelum kami menikah.

Kesepian raga karena ketidakhadiran John, kumanfaatkan untuk berkhayal dan mengembangkan keterampilan yang sudah lama kutekuni. Sebagai penulis, aku sudah menelurkan banyak novel best seller yang duduk cantik di rak-rak dalam toko buku besar seluruh Indonesia. Namun, aku belum menemukan penawar untuk kesepian jiwa.

Aku merasa dia begitu jauh. Begitu tidak tersentuh. Meskipun saat ini, tubuhku erat melekat dengan tubuhnya, lenganku mengalung di lehernya, dan kedua tungkaiku melingkari pinggang John yang kokoh, menikmati momen saat kami bergerak seirama. Melebur menjadi satu napas.

"I love you," bisikku di tengah desakan tubuh John yang merasuk.

Kalimatku dibalasnya dengan napas memburu dan geraman, seiring gerakan panggul yang semakin cepat. Erangan tertahan mengiringi pelepasannya, menyusul denyut lembut di bawah sana berbaur dengan kehangatan John mengalir memenuhiku.

Tubuh atletisnya kemudian terkulai di atasku. Aku menyambutnya dan membelai sayang. Tidak kupungkiri, aku menyukai waktu-waktu seperti ini, ketika John benar-benar tumbang dan seluruh dunianya bersandar padaku.

"I love you, Em," bisiknya di telinga dengan napas terengah.

Detik berikutnya, lelaki itu sudah beringsut ke samping. Matanya terpejam, dadanya kembang kempis, berusaha mengisi oksigen dalam paru-paru. Embusan pendingin ruangan membuatku menarik selimut dan meringkuk ke arah John untuk mencari kehangatan.

Kami berdiam lama menikmati kuasa endorfin atas tubuh, hingga suara John memecah keheningan. "Em, besok aku berangkat. Tadi, Mr. Markus menelepon. Mungkin kali ini akan sedikit lebih lama, karena rencananya kita akan ke Amsterdam untuk lobi pembelian sapi, kemudian ke Austria untuk—"

John membeberkan itinerary perjalanan bisnisnya nanti, meskipun aku pernah mengatakan bahwa dia tidak perlu membeberkan jadwal perjalanannya detil. Bukan tidak mau mendengar, tapi menyakitkan bagiku mendengar suara John yang bersemangat untuk menaklukkan orang-orang dari negara lain, ketimbang berada di sisiku.

Dadaku terasa sesak, melihat pemandangan buram tangannya yang memainkan jemariku. Cincin kawin dari emas itu masih melingkar di jari manis John, tapi apakah lelaki itu mengerti arti ikatan perkawinan?

KOMPILASI LAGU SEMUSIMWhere stories live. Discover now