Part - 25

172 12 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
.
.
.
.

Vote sebelum membaca
Jangan lupa komen ya

Vote sebelum membacaJangan lupa komen ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
.

"Ternyata mencintai sahabat tak selamanya berakhir indah."

~Arfan Pradipta

***

"Zah." Panggil Arfan ketika mereka bertemu di kantin.

Zahra bisa merasakan jika lelaki di depannya ini sedikit menjauh darinya, sejak dirinya mengetahui jika ia dan Revan telah resmi menikah.

Biasanya setiap malam keduanya akan bergantian main di rumah mereka, setiap istirahat Arfan akan mendatanginya ke kelas dan pergi ke kantin bersama.

Tetapi sekarang? Dirinya harus pergi ke kantin sendirian. Dikarenakan Mira yang sakit, dan Salma yang sedang ada urusan di ruang guru.

"Eh Arfan, duduk Fan." Ucap Zahra sebiasa mungkin, jujur hatinya merindukan sosok lelaki di depannya ini. Bagaimanapun ia tetap sahabatnya.

Dan jangan lupakan jika keduanya masih memiliki perasaan yang sama.

Tetapi Arfan tidak mengetahui bagaimana perasaan Zahra untuknya. Yang ia tahu Zahra hanya menganggapnya sebagai seorang sahabat, tidak lebih.

Arfan duduk di kursi kosong tepat di depan Zahra, dengan keduanya sama sama menjaga pandangan.

"Lu udah pesen?" tanya Zahra.

"Belum."

"Mau pesen apa? Gue pesenin sekalian." Zahra hendak berdiri dari duduknya, tetapi intruksi Arfan berhasil membuat ia terdiam.

"Ikut gue ke taman sekolah."

Arfan beranjak dari duduknya dan berjalan terlebih dahulu, Zahra menghembuskan nafasnya panjang tetapi setelahnya ia mengikuti langkah sahabatnya itu.

Zahra duduk di kursi taman dengan menatap punggung Arfan yang berdiri membelakanginya.

Tenang saja, di taman ini mereka tidak berdua, banyak murid murid lain yang juga sedang duduk atau sekedar memakan bekalnya disini.

Jadi Arfan berani mengajak Zahra ke tempat ini.

"Lo tau kan gimana perasaan gue ke lo?"

Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang