Part - 32

99 7 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
.
.
.
.

Vote sebelum membaca
Jangan lupa komen ya

Vote sebelum membacaJangan lupa komen ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

"Masya Allah tabarakallah. Terima kasih ya Allah engkau telah memberikan hamba istri yang begitu cantik dan insya Allah sholehah ini."

~Revan Ahmad Al-Farisqi

***

Revan berlari di samping brankar Zahra yang di dorong oleh para tim medis.

Setelah dari sekolah, Revan langsung melarikan Zahra ke rumah sakit terdekat.

Lelaki itu sangat takut akan terjadi hal buruk yang akan menimpa gadisnya.

"Mohon tunggu di luar." Ucap salah satu perawat lalu menutup pintu UGD.

Revan menatap pintu UGD yang perlahan ditutup, ia duduk di kursi tunggu, tepat di samping pintu.

Pikirannya mulai kalut, memikirkan hal yang menimpa Zahra, ia takut Zahra di bully atau di perlakukan yang tidak baik dengan teman temannya.

Atau bahkan Zahra mempunyai musuh?

Ahh ia akan menepis pikiran itu dan mulai menenangkan diri dengan melantunkan sholawat dan berdzikir.

Oh ya dia hampir lupa menghubungi keluarganya dan keluarga Zahra.

Ia merogoh saku celana nya untuk mengambil ponsel dan segera mencari kontak Fathan, Kakak iparnya.

Setelah ketemu, ia menekan ikon hijau dan segera memberi tahu kondisi adiknya.

🌼🌼🌼

Triiingggg!!!

"Ponsel kamu bunyi bang!" Ucap Mama Rahma.

Fathan mengambil ponselnya yang ia letakkan di meja ruang tamu.

"Revan..?" Gumam Fathan lalu menekan ikon hijau dan menempelkan benda persegi itu di telinga kanannya.

"Assalamualaikum Fathan,"

"Waalaikum salam, ada apa Van?"

"Ada kabar kurang baik Fathan, Ara masuk rumah sakit."

"A--Ara??"

Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang