Part - 29

110 7 1
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
.
.
.
.

Vote sebelum membacaJangan lupa komen ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote sebelum membaca
Jangan lupa komen ya
.
.
.
.

"Hei kamu gak perlu takut, kita punya Allah."

~Revan Ahmad Al-Farisqi.

***

"Eh lo tau gak sih kalo si Nenek lampir udah jadian sama Arfan."

Zahra mengernyitkan dahi.

Kedua temannya, Salma dan Mira hobi sekali berghibah ria ketika jamkos. Seperti sekarang misalnya.

Zahra memainkan ponselnya, menonton konten idolnya, tetapi ia masih bisa mendengar apa saja yang dibicarakan oleh keduanya.

"Tau lah, satu sekolah pun udah tau" Sahut Salma.

"Katanya kemarin mereka jadian di taman deket alun alun kota."

"Kalian ngomongin apaan sih?" Ucap Zahra kesal.

Jujur kupingnya sedikit panas mendengar desas desus berita sahabatnya itu.

"Si Arfan Zah, dia udah punya pacar." Balas Salma.

"Kok kalian tau?"

"Iyaa gue tau dari kelas sebelah, katanya Bela udah jadian sama Arfan kemarin, malah tadi pagi Arfan berangkat bareng dia."

"Arfan sahabat gue kan?" Tanya Zahra memastikan.

Dan keduanya mengangguk. "Ya siapa lagi nama Arfan di sekolah ini selain dia."

Baru lima hari pernikahannya dengan Revan, dan baru dua hari ia meninggalkan rumahnya, ia sudah dikejutkan berita jika sahabatnya itu pacaran.

Selama menikah ia sudah tidak lagi berkomunikasi dengan Arfan, artinya ia sudah tidak lagi mengetahui apapun tentangnya.

"Kok bisa?" Tanya Zahra heran.

Pasalnya dulu sebelum ia menikah, ia selalu bersama dengannya, kapanpun dan dimanapun, bahkan hampir 24 jam.

Dan ia tahu betul jika sahabatnya itu sangat anti dekat dekat yang namanya perempuan kecuali dirinya tentunya.

"Yang gue tahu, Bela anak ips 2 ini udah suka Arfan dari kelas sebelas dan dia mulai ngejar Arfan saat lo gak masuk sekolah kemarin." jelas Mira.

Zahra menatap lurus ke depan, pikirannya melayang memikirkan kemungkinan terburuk sahabatnya itu berpacaran.

Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang