Part - 31

99 8 2
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
.
.
.
.

Vote sebelum membacaJangan lupa komen ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote sebelum membaca
Jangan lupa komen ya
.
.
.
.

"Allahumma sholi ala sayidina muhammad, ya Allah aku memohon pertolonganmu."

~Alysha Nazwa Azzahra

***

Brukkk..

Bela mendorong Zahra hingga terduduk di lantai. Gadis itu mengusap pantat nya yang terasa nyeri.

Zahra mendongak menatap ketiganya dengan tatapan jalang.

"APA APAAN SIH LO?" Teriak Zahra lalu dengan cepat ia berdiri dan membersihkan rok nya.

Gadis itu sudah kelewat kesal dengan ketiga cabe didepannya ini.

Ia merasa tak mempunyai salah apa apa dengan mereka, tetapi mengapa ketiganya tak pernah membuatnya hidup tenang.

Karena ia juga sangat tidak menyukai hal hal yang berbau pembullyan.

Bela menatap remeh ke arah Zahra dengan bersidekap dada.

"Waktu itu gue kan udah bilang sama lo buat jauhin Arfan, dan lo udah turutin apa perintah gue. Pinterr." Ucap Bela lalu bertepuk tangan.

"Mau gak lo suruh juga gue udah mulai jaga jarak sama Arfan, Bel." Batin Zahra.

"Terus mau lo apalagi?"

Setelah tertawa remeh, Bela menatap Zahra dengan tatapan tajam.

"Mau gue lo menderita!" Bela mendorong Zahra membuatnya langsung terjatuh lagi di lantai kamar mandi.

"HAHAHAHA." tawa menggelegar ketiganya.

"Ssshh" Zahra mendesis merasakan sakit di area siku nya, karena ia terjatuh dengan bertumpu pada siku.

Ketika Zahra lengah, kedua antek antek Bela sudah ada di belakang nya membawa se ember air.

Byurrr..

"RASAINN LO!" Ucap Bela lalu tertawa.

"KALIAN JAHATT!!" Teriak Zahra lalu menangis.

Zahra sebenarnya ingin melawan, tetapi tenaga nya tak cukup kuat untuk melawan tiga gadis ini sekaligus.

Kini Zahra menyesal, dulu ia sempat di tawari Abangnya untuk mengikuti pencak silat sebagai upaya pertahanan diri seperti saat ini.

Dulu ia terlalu meremehkan hal hal seperti ini, yang ia pikirkan dulu jika Fathan akan selalu di sampingnya untuk melindunginya.

Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang