Part - 37

87 7 3
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
.
.
.
.

Vote sebelum membaca
Jangan lupa komen ya

Vote sebelum membacaJangan lupa komen ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.

"Udah tenang, semuanya bakal baik baik aja."

~Fathan Al Khudzaifi

***

Revan masih menunggu Zahra selesai berwudhu di kamar mandi, ia duduk termenung di atas ranjang, entah karena nyawa nya belum sepenuhnya terkumpul atau memikirkan akan gadisnya yang telah berani melepas jilbab di depannya.

Sebenarnya bukan masalah besar akan hal itu, Revan pun senang gadisnya telah berani membuka hijabnya, tetapi hal itu membuat Revan berdebar tak karuan.

Tak lama kemudian suara pintu terbuka, Revan mengalihkan atensi nya dan mendapati gadisnya yang tersenyum ke arahnya.

Revan hanya terdiam kikuk, rasanya sedikit canggung melihat gadisnya tak mengenakan hijab.

"Aku udah, sekarang gantian Kakak." Revan mengangguk, ia berdiri dari duduknya dan memasuki kamar mandi.

Selama di kamar mandi, Revan menatap dirinya dipantulan cermin.

Kedua sudut bibir Revan terus terangkat ke atas menampilkan sebuah senyuman yang tercetak di wajahnya.

"Masya Allah banget istri gue ya Allah." Gumam Revan dengan menatap dirinya di pantulan cermin.

"Aaa kok gue baper sih."

Revan salah tingkah sendiri di kamar mandi, ia tengah memikirkan kalimat apa yang akan ia ucapkan nanti setelah ini.

Entahlah mengapa Revan sampai se salting ini, hanya perihal istrinya membuka jilbab.

Bukankah ia sudah sering melihat perempuan diluar sana yang tak mengenakan hijab?

Revan menggelengkan kepalanya, mengapa ia jadi seperti ini?

Tak ingin berlama lama menghabiskan waktunya di kamar mandi.

Revan segera berwudhu dan keluar dari kamar mandi.

Ia menutup pintu kamar mandi dan membalikkan badannya.

Ia melihat Zahra dengan posisi membelakanginya yang sedang mengenakan mukena di depan cermin.

Mendengar pintu yang tertutup, Zahra lantas membalikkan badannya.

"Sarung dan baju nya udah aku siapin di atas ranjang kak." Revan mengangguk dan segera mengenakan baju koko nya dan sarungnya dengan santai.

Revan benar benar menetralisir wajahnya agar tak terlihat grogi, tetapi ia cukup pandai dalam hal ini, karena sejak masih bujang ia dikenal dengan laki laki cool dan pendiam.

Langit BiruWhere stories live. Discover now