Part - 3

288 21 3
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
.
.
.
.

Vote sebelum membaca
Jangan lupa komen ya

Absen umur kalian berapa?

Absen umur kalian berapa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.

"Sahabat adalah dia yang selalu ada, dan selalu mensupport apa yang kita lakukan, selagi itu baik."

~Arfan Pradipta.

***

Arfan menghentikan motornya di depan gerbang rumah Zahra. Gerbang rumah itu tertutup, sehingga Arfan hanya bisa menurunkan Zahra disini.

"Udah sampe.." Beritahu Arfan.

Zahra turun dari motor Arfan lalu mengambil tas nya dan menyampirkan tas biru muda itu di bahu kanannya.

"Makasih ya Pan," Ucap Zahra tersenyum.

"Iya sama sama."

"Ehm.. Gak mau mampir dulu?" tanya Zahra basa basi sembari menunjuk rumahnya menggunakan ibu jarinya.

"Lain kali Zah, salamin aja ke tante Rahma." Zahra mengangguk menanggapi.

"Gue pulang ya, Assalamualaikum." Pamit Arfan sembari tersenyum.

"Waalaikum salam," balas Zahra.

Setelah itu Arfan kembali menjalankan motornya.

Tak lama ia berbelok di rumah besar yang jaraknya hanya berbeda dua rumah dari depan rumah Zahra.

Sedangkan Zahra sendiri masih diam di tempat menunggu Revan sampai hilang dari pandangannya .


🌼🌼🌼

"Assalamualaikum Mama.." Salam Zahra sembari membuka pintu.

Ia berjalan masuk ke arah ruang tengah dan menemukkan Mamanya sedang menonton televisi.

"Waalaikum salam, kamu pulang naik apa? Tadi Abangmu nelfon kalo ga bisa jemput." Tanya Mama Rahma sembari menerima uluran tangan Zahra yang hendak salim.

"Tadi dianterin sama Arfan Mah," Zahra ikut duduk di sofa samping Mama nya.

"Kan udah Mama bilangin, mending naik taksi apa grab gitu," pinta Mama Rahma.

Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang