Part - 30

115 9 2
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
.
.
.
.

Vote sebelum membacaJangan lupa komen ya

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Vote sebelum membaca
Jangan lupa komen ya
.
.
.
.

"Jangan nunduk, nanti mahkota nya jatuh."

~Revan Ahmad Al-Farisqi

***

Zahra diam tak menjawab pertanyaan yang di lontarkan suaminya.

Ia menunduk seraya menautkan jari jemarinya.

Revan yang melihat itu pun tersenyum dan mengambil dagu Zahra dan menaikkannya hingga ia dan Zahra saling bertatapan.

"Jangan nunduk, nanti mahkota nya jatuh." Ucap Revan lalu memberi sebuah senyuman.

Setelah itu mereka sama sama diam, sibuk dengan pemikiran masing masing.

"Maaf kak."

Revan menoleh dan mendapati Zahra yang terisak.

"Hei kamu kenapa nangis?"

"Maaf aku udah berdosa, aku udah jadi istri kamu tapi perasaan aku masih ada di sahabat aku, Arfan."

Nah kan, Revan sudah menduga nya jika Zahra mempunyai perasaan kepada Arfan, begitupun sebaliknya.

Terlihat dari perkataan maupun perbuatan mereka yang sangat menonjolkan bahwa mereka sama sama memendam perasaan.

Dan kini, Arfan berusaha menjauh dari Zahra untuk bisa melupakannya.

Itu yang bisa Revan tangkap dari dua sahabat yang saling memendam perasaan ini.

Entah mengapa Revan merasa sakit ketika Zahra mengakui jika ia masih mempunyai perasaan kepada Arfan.

"Gapapa, ini bukan salah kamu" Revan mendekat dan mengusap air mata Zahra yang terus mengalir.

"Aku bantu kamu buat lupain Arfan, kita berjuang sama sama ya."

Zahra mengangguk lalu memeluk Revan erat.

"Kamu suka Arfan dari kapan?" Zahra seperti berpikir. Dahinya mengernyit seraya menatap ke atas.

"Mungkin sebulan yang lalu."

Langit BiruDove le storie prendono vita. Scoprilo ora