BULAN & LANGIT 45

23 27 0
                                        

┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊
┊ ┊ ┊ ┊ ˚★⋆。˚ ⋆
┊ ┊ ┊ ⋆
┊ ┊ ★⋆
┊ ◦
★⋆ ┊ . ˚
           ˚★

" Ia nak. Pertukaran pelajar sementara, hanya sebulan saja nak. Di sana pun kamu akan mengikuti beberapa olimpiade, apakah kamu bersedia " ucap kepsek

" Eemm... " Ucap bulan bimbang

" Ibu berharap kamu Setuju nak. Karena jika kamu ikut pertukaran pelajar itu. Akan membuat kamu leluasa mendapatkan biasiswa, di universitas luar negara nak "

" Saya bersedia Bu! Ikut pertukaran pelajaran ini Bu " ucap bulan matang, karena mendengarkan biasiswa ia langsung saja mau untuk mengikuti pertukaran pelajar di Yogyakarta. Ini peluang bagus untuk dia bisa masuk ke universitas impiannya

" Alhamdulillah, makasih nak, kalok gitu besok kamu sudah bisa ke sana nak. Entar kamu bakalan di antar oleh beberapa guru. Untuk pergi ke sana. Dan kamu ke sana ada temennya tetapi seorang laki-laki " ucap kepsek

" Besok Bu? " Tanya bulan, ini begitu mendadak dan tiba-tiba, ia belum mempunyai persiapan buat ke Yogyakarta

" Ia nak, maaf ya nak mendadak, soalnya dari sana nya mengabarin sekolah kita begitu mendadak " ucap kepsek

" Owhh.. Kalok gitu saya siap Bu "

" Yauda nak bulan, terimakasih banyak ya "

" Iya Bu sama-sama "

" Ada yang perlu di bahas lagi Bu? " tanya bulan

" Emm tidak ada nak " ucap kepsek

" Eemm..Kalok gitu saya permisi ya
Bu " ucap bulan ramah

" Ehh iya silahkan nak " ucap kepsek

Bulan hanya membalas dengan senyuman dan pergi meninggalkan ruangan tersebut. Ia tak mikir dua kali untuk mengambil keputusan ini. Ini begitu mendadak dan tiba-tiba banget baginya. Tapi ia begitu tergiur untuk mendapatkan biasiswa kuliah di luar negeri. Ini peluang bagus buat nya untuk bisa kuliah di luar negeri .

Bulan pun pergi ke kantin, untuk menemui teman-temannya

;༊

Kini seorang laki-laki tengah bebaring di atas bangkar sambil memainkan handphone.  Ia sendirian di ruangan tersebut, ia begitu bosen di sini. Ia tak suka tempat ini. Baginya lebih baik di club dari pada di sini. Bau obat-obatan begitu menyengat ia tak suka bau obat-obatan ini

Cklekk Pintu ruangan nya terbuka, menampilkan seorang pria berjaket hitam masuk ke dalam, sambil menenteng sebuah tas

" Udah siuman dari kapan? " Tanya orang itu

" Tadi malam " jawab langit

" Lo gak sekolah sat? " Tanya langit

" engak " jawab satria
Ya orang itu adalah Satria

" Bolos? " Tanya langit

" ia " jawab satria " makan " lanjut nya

" Gue kenapa bisa di sini?! " Tanya langit

" Lo semalam ketusuk  " jawab satria

" Everglow "

" ia, mereka udah di bawa ke ruang bawah Tanah. tusukan di perut Lo lumayan dalam, dan mengeluarkan darah yang banyak "

" Bulan? " Tanya  langit

" Dia yang donorin darah, Lo kemarin kekurangan banyak darah akibat tusukan itu " ucap satria menjelaskan lagi, sambil menunjukkan fidio singkat yang ia ambil kemarin malam, saat bulan tengah mendonorkan darahnya

" Berarti darah dia ada di tubuh gue dong " ucap langit

" Iya " jawab satria

Langit terdiam

Kini mereka berdua pun berbincang-bincang. Saat berada di dekat langit sifat irit bicara satria tak terlalu. Berbeda saat bersama curut-curut

;༊

Kini bulan telah sampai di kantin, ia duduk di meja tempat sahabat nya berada. Sambil menikmati baks , yang sahabat nya pesenkan tadi

" Lan kenapa? " Tanya Safiqa

Bulan yang paham maksud nya pun menjelaskan kepada sahabatnya

" Emmm gue bakalan ikut pertukaran pelajar di Yogyakarta " ucap bulan

" Ha? Seriusan Lo lan?! " Ucap mereka bertiga kompak  " ia " ucap bulan

" Jadi gini... " Bulan pun menjelaskan kepada mereka bertiga

" Jadi kita gk bisa ketemu Dong selama sebulan " ucap Alice sedih

" Peluang bagus itu lan " ucap Safiqa

" Yahh bulan bakalan ke Yogyakarta, nanti kita gak jumpa dong " sedih Nabila

" Hanya sebulan doang guys, aku nerima ini karena aku tertarik dapat biasiswa di universitas luar negeri " ucap bulan

" Yauda lan. Mana yang terbaik aja buat Lo , kami hanya bisa dukung semua keputusan Lo "

" Makasih udah dukung aku " ucap bulan tersenyum hangat kepada ketiga sahabat nya

;༊

Keesokan harinya. Kini bulan telah siap-siap untuk berangkat ke Yogyakarta, ia membawa satu buah koper dan juga tas ransel yang ia gendong di pundaknya

Tadi malam ia membereskan barang-barang yang akan ia bawa untuk  ke sana. Tadi malam juga ia telah pamitan dengan papanya, tetapi respon papanya begitu menyakitkan. Bulan tak menggubris ucapan papanya tadi malam.

˚ೀ⋆BINJAI 04 NOVEMBER 2022☃︎

✎ᝰ._𝙭𝙨𝙛𝙦𝙖𝙖;༊

BULAN & LANGIT •END•Où les histoires vivent. Découvrez maintenant