Chapter 6

96 20 51
                                    





Ban mobil berdecit didepan sebuah rumah makan. Akhirnya wanita yang ada didalam mobil itu bisa bernafas lega karena suasana sepi dan senyap tergantikan oleh suasana yang cukup ramai. Hatake Kakashi, tidak terlihat seperti biasanya di mata Rin. Rin seperti melihat sosok lain dari pria tersebut.

Keanehannya bertambah saat pria disebelahnya membukakan pintu untuknya, lagi-lagi mengulurkan tangan. Tapi, wajahnya datar seperti biasa.

Kakashi membawanya masuk kedalam. Lantunan lagu yang dimainkan oleh seorang pianis langsung ia dengar ketika memasuki ruang tengah. Suasana restoran itu cukup ramai pengunjung, tapi mereka terlihat tenang. Dilihat pengunjung disini didominasi oleh pasangan kekasih dan beberapa dari mereka berdansa di samping pianis.

Rin merasakan genggaman ditangannya menguat, detik itu juga Kakashi menuntunnya untuk duduk di kursi kosong. Memilih tempat duduk yang jaraknya cukup jauh dari pengunjung.

Seorang pelayan restoran langsung menghampiri mereka berdua untuk memberi buku menu dan mencatat pesanan mereka. Setelah si pelayan pergi untuk membuatkan pesanan, hanya ada keheningan yang hinggap di meja itu.

Dan Rin dibuat cukup terkejut saat melihat sahabatnya memesan menu termahal di restoran ini. Hey... Dia tidak lagi kaya raya seperti dulu. Lagian sudah cukup lama Kakashi terbiasa dengan hidupnya yang sekarang sederhana. Itu memang boleh-boleh saja, tapi..

Rin jadi semakin merasa aneh dengan sikapnya. Pria itu membeli dua menu yang berarti harganya menjadi dua kali lipat. Selain masalah harga tadi, Rin menyadari bahwa suasana restoran ini memang memiliki suasana yang romantis. Tenang dengan alunan musik piano. Apa maksudnya..?

Apa Kakashi..?

Tidak-tidak, Rin menggeleng pelan. Menyingkirkan pemikiran itu, Rin berusaha menikmati keindahan tempat makan ini. Bisa jadi kan, Kakashi hanya ingin menghabiskan waktu dengannya- mengingat mereka berdua sekarang sibuk? Dan ingat, hanya sebagai teman. Tidak lebih. Pikir Rin berusaha meyakinkan diri.

"Ada sesuatu yang mengganggumu?" Tanya Kakashi melihat Rin yang geleng-geleng kepala sendiri.

"T-tidak," Rin berkilah, menggeleng. "Aku hanya.. cukup terkejut kau membawaku kesini, Kakashi.."

"Jujur saja, aku memang ingin berbicara sesuatu denganmu."

Atmosfir di ruangan itu mendadak terasa canggung. Ditatap sedemikian intens dengan ekspresi yang belum Rin lihat sebelumnya membuatnya sedikit gugup. Wanita itu menyisipkan anak rambut ke belakang telinganya, pria itu tengah menatapnya dengan ekspresi yang sama.

Kakashi yang merasa perkataannya terdengar aneh, langsung menyunggingkan senyum di bibir. Ia melihat Rin yang tiba-tiba berubah canggung. "Anggap saja.. kita menghabiskan waktu bersama, mengingat kita sudah cukup lama tidak pergi jalan-jalan seperti ini Rin.. tapi selain itu, memang ada yang aku ingin beri tahu padamu."

Rin hanya mengangguk. Menit-menit berlalu diisi dengan keheningan. Hingga sampai akhirnya si pelayan datang dan memberikan pesanan mereka. Rin tidak bisa makan dengan tenang, tapi nampaknya Hatake Kakashi yang duduk didepannya terlihat sangat tenang. Ada sesuatu hal yang Rin belum ketahui selama berteman dengan pria itu. Kakashi akan selalu berusaha bersikap tenang, walaupun jantungnya selalu berdebar-debar setiap kali berdekatan dengan Rin.

"Rin, kau tidak memesan dessert-nya? Pesan saja. Aku akan membayarnya." Suara Kakashi menginterupsi. Ia tersenyum dan mencoba mencairkan suasana.

Manik Rin berkedip. Ia terlihat terlalu cantik malam ini. Maniknya beradu bersama ekspresi polos yang bertambah dua kali lipat rasanya. Poin-poin kecil seperti itu tentu dapat meluluhkan hati siapa saja. Termasuk Kakashi yang sudah ingin kehilangan rasa sabar. Ia harus mengontrol dirinya untuk bekerja semaksimal mungkin. Menekan 'ingin' yang menariknya agar aman terkendali.

Unexpected Love •NewWhere stories live. Discover now