Chapter 63

68 9 75
                                    










Obito membuka pintu kamar mereka yang sekian kali dengan sekelumit perasaan. Ini kali ketiga ia menyambangi kamar itu setelah menyiapkan sarapan. Tidak ada apapun berubah, istrinya masih tertidur di atas ranjang. Wanita itu pun tidak berganti posisi sejak dirinya bangun dari sana.

Nampaknya Rin amat kelelahan..

Obito lantas mendekat secara hati-hati. Ia mengambil langkah untuk duduk di atas ranjang. Sepasang onyxnya memperhatikan Rin yang tidur dengan balutan selimut hingga ke dada. 

"Rin..?"

Suara beratnya mulai terdengar. Obito berusaha untuk membangunkan Rin yang masih terlelap dalam mimpi. Namun ia tidak mendapatkan respon apapun.

Perasaannya diliputi rasa bersalah yang besar detik berikutnya. Ia tak tahu hendak mempersiapkan kalimat apa selepas Rin bangun nanti. Pasalnya, mereka berdua nyaris tidur saat matahari hampir terbit.

"Sayang, bangun.. sudah siang.  Memangnya tidak mau pergi jalan-jalan?"

Tubuh itu bergerak dalam selimutnya. Obito tersenyum tanpa sadar. Ia baru tahu bisa sebegini menyenangkannya menatap Rin dikala terlelap.

"Kau tidak ingin bangun?" Tanyanya lembut menatap mata yang mulai terbuka. Kerlingan mata coklat terang itu lalu menangkapnya.

Mulut Rin mulai terbuka dengan suaranya yang serak. Ia mengerjabkan matanya. "Obito-kun.. Ini jam berapa..?"

"Jam sebelas."

Jawaban yang diberikan dengan tenang itu membuat Rin tersentak kaget.

"Jam sebelas? Ini sudah siang, Obito-kun.. Aku belum menyiapkan sarapan."

Rin hendak beranjak dari tempat tidurnya namun seketika kedua kakinya tak dapat menopang berat tubuhnya dengan baik. Ia meringis apalagi kepalanya terasa berdenyut-denyut.

Sepertinya ini baru pertamakalinya bangun dari tidur dengan kondisi lelah dan sakit. Bukannya segar bugar, rasa lelah, lemas dan letih malah menimpanya. Tapi dibalik rasa itu semua, rasa bahagia lebih mendominasi. Rona merah muncul di wajahnya ketika ingatan itu terlintas di benaknya.

Melihat Rin mendudukkan diri kembali di atas ranjang membuat Obito sedikit keheranan, "Ada apa sayang?"

"Aku ingin mandi, Obito-kun.."

"Lalu? Kau menyuruhku ikut masuk kedalam juga?"

Rona merah semakin pekat. Rin menggelengkan kepalanya, "B-bukan itu," Jawaban yang diberikan dengan kikuk sukses membuat Obito tertawa. Dia senang melihat istrinya seperti itu.

"Maksudku aku ingin mandi lalu menyiapkan mu sarapan. Maaf kalau aku bangun terlambat," Lanjut Rin dengan kepala menunduk.

"Aku sudah menyiapkannya kok. Barusan aku membelinya. Kau mandi saja, setelah itu kita akan sarapan bersama." Jawab Obito.

"Kau sudah menyiapkannya? T-terima kasih,"

Tanpa menunggu pria itu bersuara kembali, Rin melesat menuju ke kamar mandi dan menutupnya. Yang membuatnya terkejut adalah ketika dia berjalan, kedua kakinya gemetaran.

Setelah menyelesaikan kegiatan mandinya, setengah jam kemudian Rin menyusul Obito yang sudah berada di meja makan terlebih dahulu. Wanita itu sedikit terkejut ketika melihat banyak makanan disitu.

Rin tersenyum malu-malu kepada suaminya, "Ini.. sarapan kita?"

"Bukan masalah kan?" Obito tersenyum menikmati raut Rin yang terkejut. Berbagai macam makanan dan buah-buahan tersedia di atas meja, begitupun dengan minumannya berupa ocha hangat.

Unexpected Love •NewWhere stories live. Discover now