Chapter 8

76 18 35
                                    








Hari ini hari Minggu. Setelah beraktivitas terus menerus, akhirnya hari libur tiba. Sayangnya di hari libur seperti ini, wanita itu tengah berdiri didepan mesin cuci setelah membersihkan rumah. Pandangannya setengah melamun. Nampaknya dia sedang menunggu mesin cucinya berhenti sehingga dia bisa menjemur pakaiannya.

"Ah, apa yang kupikirkan." Desahnya saat sesuatu pemikiran mengganggunya. Ia menggeleng dan menghela napas.

Jika boleh jujur, hampir tiga hari yang lalu sejak dia makan malam dengan pria itu, Rin selalu saja di bayang-bayang oleh wajahnya yang tampan. Setiap waktu, wajah itu selalu muncul dibenaknya. Rin menangkisnya, tapi Obito akan datang kembali menghantuinya.

Wanita itu melangkahkan kakinya menjauh dari tempat mencuci baju. Dia menuju halaman belakang rumahnya dimana tempat itu dijadikan sebagai tempat menjemur baju. Dan dilihatnya, kaos Obito yang terpampang jelas dibawah terik matahari. Rin segera mengambilnya, dan melipatnya dengan rapi. Dia akan mengembalikannya nanti. 

Langkah Rin menuju dapur. Sepasang maniknya melihat sosok wanita berambut hitam yang sedang memasak, dia tersenyum. Hanare memang suka menghabiskan waktu bersama disini daripada di rumahnya sendiri, dia mungkin kesepian.

Satu tepukan lembut mendarat di bahu Hanare, membuat Si wanita tersadar dengan kedatangan Rin.

"Biar aku yang memasak. Kau lanjut saja pekerjaan mencuci bajunya. Tinggal dijemur saja." Ucap Rin tersenyum.

Hanare mengangguk dan meletakkan pisau yang sedang dipegangnya tadi untuk memotong-motong sayuran. Ia melangkahkan kakinya, hendak keluar dari dapur tapi suara Rin menginterupsi kembali. Refleks dia berhenti.

"Hanare," Panggil Rin menoleh, "Menurutmu.. masak apa yang enak untuk pagi ini?"

Mau tak mau pertanyaan Rin membuat wanita itu meletakkan tangannya di depan dada. Dia sedang berpikir sama seperti Rin. "Sup ikan? Ngomong-ngomong aku sudah belanja ikan dan sayurannya."

"Itu ide bagus!" Sahut Rin tersenyum. "Oh, dan satu lagi.. Aku akan keluar pagi ini. Sebentar saja. Kau jaga Ayah ya."

Hanare agak terkejut. "Pergi? Kemana?" Padahal dia sudah berharap Rin tinggal hari libur seperti ini di rumah. Seperti biasanya, dirinya dan Rin akan saling berbincang seperti sahabat lama yang jarang bertemu.

Melihat raut Hanare yang berubah, Rin berusaha menenangkan sembari tangannya yang mulai berkutat dengan sayuran-sayuran. "Aku hanya sebentar kok. Hanya mengantar pakaian yang waktu kemarin aku pakai,"

Hanare hanya mengangguk sambil tersenyum. Dia sudah tahu hal itu, dimana tiga hari yang lalu Rin pulang ke rumah dengan pakaian pria. Wanita itu sempat bercerita padanya. Tak hanya itu, Rin juga membawa banyak sekali makanan. Dia sempat mengira jika Rin diam-diam.. berpacaran.

"Sekalian aku akan membawakannya sup ikan ini. Kau juga berikan pada Kakashi kalau mau, suruh dia kesini."

Kalimat terakhir dari Rin sukses membuat pipi Hanare menghangat. "A-apa?"

Rin malah dibuat menghela napas karena harus menjawabnya dua kali. "Berikan pada Kakashi, Hanare. Telpon dia.."

"Y-ya.." Hanare mengangguk ragu.

Rasanya Hanare tidak bisa membayangkan hal itu terjadi nanti. Jantungnya sudah berdegup duluan, selama ini dia hanya bisa memperhatikan Kakashi diam-diam. Bicara padanya pun, jarang sekali.

Rin menatap ke arah temannya yang sempat terpaku dengan ekspresi cemas, sebelum akhirnya dia mendadak berlari keluar dari dapur. Aneh sekali, pikirnya.

Menit-menit berlalu hingga Rin menyelesaikan kegiatan memasaknya. Dan detik itu juga Rin meletakkan masakan itu menjadi beberapa bagian. Sebagian akan dimakan disini, sebagian lagi untuk.. Uchiha Obito.

Unexpected Love •NewWhere stories live. Discover now