Chapter 51

65 12 44
                                    











Dekorasi di taman itu sudah diturunkan. Penampakan di taman itu berubah kembali seperti semula. Tidak ada lagi bunga mawar putih dan melati yang berkesan harapan bagi sepasang pengantin, tidak ada lagi altar dan pelaminan yang seharusnya menjadi jembatan bagi keduanya menuju jenjang yang lebih serius.

Dibalik sebuah cinta yang tulus, terdapat sebuah pengorbanan yang besar, itu juga yang terjadi ketika merelakan seseorang dengan ikhlas.

Semua orang pasti pernah kehilangan sesuatu yang berharga. Kehilangan kesempatan, kemungkinan, kehilangan perasaan, kehilangan teman, ataupun cinta yang tak akan pernah kembali lagi.

Sungguh menyakitkan memang memaksakan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang dicintai, mengetahui bahwa dia tidak akan masuk kedalam kehidupanmu lagi. Namun, Kakashi sadar.. dia lebih baik menyerah daripada berjuang mengetahui bahwa Rin melakukannya demi keterpaksaan.

Melepaskan seseorang yang dicintai adalah bentuk paling benar dari cinta itu sendiri. Untuk tetap bersama, membutuhkan keterikatan dan pengertian. Namun, berpisah untuk berharap kebahagiaannya, membiarkan dia bersama orang lain adalah yang paling tepat.

Kakashi samasekali tidak merasakan penyesalan karena pembatalan spontan upacara pernikahan yang tiba-tiba darinya. Samasekali tidak. Dia sadar, dia sudah cukup dibuat sadar akan bagaimana kedua hati yang saling terikat satu sama lain. Dia melihat, bagaimana cara Obito dan Rin memperjuangkan cintanya satu sama lain.

Obito, pria Uchiha itu memang seorang yang baru hadir dalam kehidupan Rin. Namun Obito sudah menaruh hatinya pada wanita itu hingga rela melakukan apa saja agar Rin bahagia. Demi Rin, dia rela berkorban waktu, tenaga dan uang agar Paman Sato bisa sembuh. Pria itu ingin menunjukkan pada Rin dan semua orang, jika cintanya tidaklah main-main. Dia bersungguh-sungguh.

Sebenarnya hal seperti itu cukup berat bagi sebagian orang meskipun memiliki harta yang banyak. Apalagi dalam waktu yang cukup singkat setelah mereka berpacaran. Tapi, ketulusan hati itulah yang membuat Obito yakin dan ingin membuktikannya pada Rin.

Rin pun juga begitu... Wanita itu juga memiliki perasaan yang sangat dalam sampai-sampai ingin melakukan apapun agar Obito bisa lepas dari masalahnya. Dia rela berkorban untuk mencoba menjalani keterpaksaan ini dengan ikhlas, menikahinya dan belajar mencintainya asalkan dirinya mau membantu Obito agar masalah itu selesai.

Jika Kakashi menerima tawaran itu, pastilah penderitaan Rin akan bertambah. Rin pasti akan merasa dipaksa belajar untuk mencintainya, melayaninya dengan sepenuh hati. Konotasi 'keterpaksaan' yang dimaksud ketika Rin harus memaksa dirinya sendiri untuk menepati janjinya. Wanita itu akan terus berada pada lingkaran keputusannya, terjebak pada janji mereka berdua.

Walaupun Rin mengatakan bahwa dia akan mencoba menjalani pernikahannya dengan sepenuh hati, tetapi hati adalah sesuatu yang tidak pasti. Rin hanya memastikan lewat lisan, Kakashi tidak mengerti apa yang ada didalam hatinya kedepannya. Meskipun suatu hari dia pasti menanyakan hal ini— tentang perasaannya padanya, apakah Rin sudah mencintainya atau tidak, hal yang dia takutkan adalah jawaban bohong yang Rin lontarkan.

Kalau dia beruntung, Rin menjawabnya jujur kalau dia hanya memiliki perasaan padanya. Tetapi kalau wanita itu berbohong? Mengatakan jika dia mencintainya meskipun hatinya masih untuk pria lain, Rin akan menyiksa dirinya dengan janji yang dia buat padanya. Karena hati dan masa depan adalah sesuatu yang belum pasti.

Berpisah adalah jalan terbaik dari sisinya dan Rin. Tak apa, daripada sama-sama terluka, dirinya sudah menyerah dengan cintanya.


















Unexpected Love



















Unexpected Love •NewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang