Chapter 38 (Special Chapter)

54 11 35
                                    









Malam yang dingin selepas gerimis mengantarkan suara mobil terparkir di luar. Lampu-lampu kota sudah menyala dengan terang. Uchiha Madara nampak belum berniat meninggalkan kursi kuasanya, senyum bangga dan puas dia perlihatkan pada seorang pria berambut hijau. Seperti biasa. Tangan kanannya selalu bisa diandalkan.

Namun nampaknya sekretarisnya tidak sendirian, melainkan bersama seorang pria berambut hitam panjang.

Hashirama? Tentu saja bukan. Orang berkulit pucat dan berambut panjang itu adalah seseorang yang menemani Obito di luar kota. Dalam artian dia adalah seorang kontraktor yang dimintai Madara untuk membangun proyek-nya bersama Perusahaan Uzumaki.

Dan yang membuat senyum bangga dan puas bukanlah hanya mendapati sekretaris-nya, namun juga orang itu. Sebuah laporan pengeluaran uang Perusahaan Uzumaki untuk proyek yang akan dibangunnya telah tiba. Tentu saja hal ini tidak berjalan dengan keinginan Hashirama dan Mito. Melainkan...

Sedikit bumbu-bumbu Madara tambahkan pada pekerjaan ini.

Madara benar-benar tidak habis pikir. Bagaimana bisa Hashirama dengan mudahnya menyerahkan semua tanggung jawab proyek ini padanya? Proyek besar yang pastinya menghabiskan dana ratusan miliar dari perusahaan, mempercayainya untuk membangun proyek ini.

Memang Perusahaan Uzumaki dan Perusahaan Uchiha bekerjasama. Anggap saja, Perusahaan Uzumaki memberikan sahamnya sebesar 70 persen, sementara sisanya adalah Perusahaan Uchiha.

"Bos," Panggil pria berambut hijau itu. "Hashirama-sama mempercayai seratus persen dan membiarkan kita untuk meminta dana proyek pembangunan. Dalam artian.."

"Aku tahu," Sahut Madara singkat. Sepasang onyxnya beralih pada seorang pria berambut panjang yang sedang tersenyum padanya.

"Orochimaru," Suara berat Madara memanggil namanya. "Sudah kau lakukan apa yang kusuruh?"

"Semuanya sudah beres." Pria itu menjawab dengan suaranya yang khas. Meletakkan sebuah dokumen baru yang diberikan padanya.

Madara membacanya sekilas sebelum akhirnya dia tersenyum penuh arti. "Bagus." Ucapnya memuji. "Kau melakukannya dengan baik. Aku akan menjanjikan bonus itu padamu jika semuanya berjalan dengan lancar. Tidak sekarang."

"Siap, Madara-sama."

"Bagaimana dengan keponakanku? Dia menangani pembangunan ini dengan baik?" Tanya Madara lagi, mengingat Obito sudah beberapa hari ini di lokasi bersamanya.

"Dengan sangat baik, Madara-sama. Dia sama sekali tidak menaruh rasa... Curiga sedikitpun."

Sangking senangnya, Madara refleks menepuk tangannya sekali. Bagus sekali.. bagus... Sebentar lagi akan datang berbondong-bondong keuntungan yang diperoleh dari proyek ini.



















Unexpected Love





















Kakashi meraih lipatan jasnya. Memasukkan ponselnya ke saku, tak lupa menggapai kunci mobil di atas meja. Langkahnya lebih terburu-buru ketika ia memakai sepasang sepatunya. Dan saat ia sudah sampai di tempat tujuan dan seseorang membuka pintu, ia menemukan sosok manis yang selama ini mengisi hatinya.

Wanita berambut coklat itu nampak cantik dengan balutan gaun yang melilit di tubuhnya. Panjang pakaiannya di atas lutut, sementara panjang tangannya sampai pergelangan tangan. Bahunya terbuka.

"M-masuklah," Pekik Rin sedikit gugup.

Kakashi masuk kedalam rumah Rin dan melihat dua orang paruh baya sedang berbincang. Seketika suara salah satunya terdengar saat Kakashi memasuki ruangan.

Unexpected Love •NewWhere stories live. Discover now