Chapter 43 (Special Chapter)

59 13 60
                                    










...

Wanita berambut coklat itu memperhatikan Kakashi yang fokus pada jalanan. Keheningan menyelimuti mobil itu kala sebuah ucapan yang tidak seberapa mengenakan keluar dari mulut pria itu.

Keheningan yang sempat hinggap terpecahkan oleh suara Rin. "Apa kau ingin makan malam di rumahku?"

Kakashi menoleh, sorotnya yang sempat tegang memudar mendengar suara lembut itu. "Boleh. Aku juga ingin melihat kondisi Ayahmu."

Rin hanya mengangguk.

Sesampainya di depan sebuah rumah sederhana itu, kening Kakashi menyernyit tatkala ada sebuah mobil mewah yang terparkir didepan sana. Awalnya Rin tidak seberapa memperhatikan, tapi mobil itu di dekat halaman rumahnya.

"Ayo kita keluar." Suara Kakashi menginterupsi. Rin segera mengangguk dan mengikuti pria perak itu keluar dari mobil.

Mobil itu nampaknya tidak terdapat seseorang didalamnya. Tanpa berpikir panjang, Kakashi dan Rin masuk kedalam rumah. Hanare yang membukanya.

Baru beberapa detik saja agar tidak berpikir panjang mengenai mobil tadi, Rin terpaku ketika melihat seorang pria sedang duduk di sofa ruang tamunya.

Berbeda dengan Rin, Kakashi samasekali tidak mengenalinya.

"K-kau..." Rin terperangah terkejut, suaranya tertahan oleh nafasnya sendiri.

Pria berambut merah itu tersenyum sumringah. "Rin, apa kabar?"

Sepasang onyx milik Kakashi mengawasi dengan lekat-lekat pria didepannya. Sebenarnya dia tidak mengerti siapa pria ini, tapi orang ini memanggil "Rin". Dan yang membuat dia lebih tak mengerti adalah, mengapa Rin terlihat kaget?

Senyum pria itu tidak pudar bahkan ketika tidak mendengar jawaban apapun dari Rin. "Sudah agak lama aku tidak melihatmu, pasti kaget ya aku datang kesini? Aku tahu alamat rumahmu dari temanku, tentu saja."

Teman..?

Kerinduan seketika memberontak didalam hatinya. Sorot matanya nampak memikirkan seseorang. "Teman...? Siapa?"

Melihat ekspresi Rin, Sasori sudah menduga jika wanita didepannya ini pasti teringat oleh Obito. Tapi yang Sasori maksudkan adalah, teman yang memberitahu alamat rumah Rin bukanlah Obito, melainkan Kakuzu. Tentu saja dia berniat untuk mengundang Rin tanpa sepengetahuan pria Uchiha itu. Jika diberitahu di awal, Obito pasti akan menghindar dan tidak mau ikut. Mengingat, pria itu sedang berusaha melupakannya.

"Itu tidak penting sih." Jawab Sasori singkat, "Sebenarnya aku kesini hanya ingin mengundangmu untuk menghadiri pesta ulang tahunku."

Pesta ...?

Alis Kakashi menyatu penasaran. Ia memandangi Sasori dengan begitu sinis, "Siapa kau?"

Sasori mengerjab dan menoleh. Ia sudah tahu perihal pria didepannya yang katanya berkaitan dengan Obito dan Rin. Ia memang belum bertemu dengannya dan baru kali ini bertemu, tapi ia yakin jika orang ini yang namanya 'Kakashi'. Melihat bagaimana pria perak itu melingkarkan tangannya di pinggang wanita itu dengan protektif.

Bibir Sasori kemudian tersenyum lebar, terlihat ramah.  "Kakashi ya?"

Kakashi mengangguk, agak terkejut sebenarnya. "Ada perlu apa sebenarnya kau dengan Rin?"

"Ah, tebakanku benar!" Sasori menepuk sekali tangannya, jujur terlihat aneh di dua pasang mata itu. "Aku sudah sering mendengar namamu, Kakashi. Perkenalkan, namaku Sasori. Teman Rin."

Teman... Rin?

Sejak kapan orang ini muncul di kehidupan Rin? Baru kali ini dia melihatnya.

"Katakan dengan jelas maksudmu kemari. Apa kau hanya bermaksud mengundang Rin ke pesta ulangtahun mu? Jika memang begitu, aku tidak mengijinkannya pergi sendirian. Aku punya hak atas dirinya, lagipula aku samasekali tidak mengenalimu." Ucap Kakashi tegas. Sorot tidak suka semakin jelas di wajahnya.

Unexpected Love •NewOnde histórias criam vida. Descubra agora