Chapter 9

96 18 28
                                    







Dokumen tebal dengan cover bening baru saja sampai di meja. Dengan tidak sabaran pria tinggi berambut panjang dengan jasnya itu menarik kursi. Menyambar dokumen berharga itu cepat, lalu membuka lembaran.

Sementara sekertarisnya yang baru saja meletakkan dokumen tersebut hanya bisa berdiri disebelah sang bos.

"Izuna-sama membuat dokumen baru tentang perjanjian Hotel yang dimiliki oleh Obito-sama," coba si sekretaris menyampaikan informasi.

Gurat jenuh Uchiha Madara semakin terpancar jelas. Tanpa bicara, pria tinggi itu membanting dokumen di tangannya. Menggenggam tiap jemarinya untuk ia terkam dalam kesal. Beranjak, pria bermarga Uchiha itu melupakan sekertarisnya yang terserang lelah. Kalau bisa ia ingin segera menendang kursi, tapi ponselnya kini lebih dahulu meraung minta diperhatikan.

"Apa?" Suara berat Madara terdengar setelah mengangkat telpon. Raut marah semakin jelas karena adiknya yang sedang menelpon.

"Kau tidak percaya padaku?!" Tantang Madara, "Aku sudah bilang, aku akan mengubahnya sendiri! Kau tidak perlu turun tangan dan urusi saja pekerjaan lain!"

Detik itu juga Madara mematikan telpon. Mengabaikan suara Izuna dari dalam telpon. Hari masih pagi, tapi ubun-ubunnya sudah terasa berat karena ulah adiknya sendiri.








Uchiha Izuna menghela napas untuk sekian kalinya. Dia memasukkan ponsel yang digunakan tadi untuk menelpon sang kakak kedalam saku celana. Raut lelah jelas nampak di wajahnya, sementara seorang pria didepannya datar-datar saja.

"Kenapa Izuna-san?" Tanya Itachi, wajahnya terlihat datar. Dia tidak mengerti permasalahan Madara dan Izuna di telpon.

Izuna menggeleng, "Tidak Itachi. Hanya masalah kecil." Jawabnya berbohong. Dia hanya tidak ingin Itachi tahu permasalahan ini dan terkejut dengan ulah Madara. Bagaimanapun juga, Izuna sebagai adiknya, tidak ingin kakaknya dipandang sebelah mata oleh anggota keluarganya sendiri.

Itachi hanya mengangguk dan tidak bertanya lagi.

"Ah, ngomong-ngomong Itachi.. jam berapa kau akan mengantar Obito ke rumah sakit?" Tanya Izuna. Suaranya menginterupsi kembali.

Izuna sudah tahu perihal Obito kontrol untuk yang terakhir kalinya. Itu artinya Obito sudah pulih sepenuhnya dan akan kembali beraktivitas seperti biasa.

Mendengar pertanyaan Izuna, Itachi melirik arloji yang menempel di pergelangan tangannya. Setengah jam lagi sebelum janjian mereka. "Setengah jam lagi Izuna-san,"

"Setengah jam lagi ya?" Izuna melirik arlojinya juga. Waktu menunjukkan pukul delapan.
















Unexpected Love

















Mobil Uchiha Itachi berdecit didepan sebuah rumah besar milik kakak sepupunya. Beberapa security yang bekerja di rumah itu membukakan pagar untuk Itachi saat mereka tahu ada keluarga majikannya yang datang. Itachi segera melajukan mobilnya masuk kedalam halaman rumah.

Pria berambut panjang itu keluar dari mobil dan mengetuk pintu. Selama beberapa menit tak ada sahutan, terpaksa Itachi harus menghubungi Obito lewat telpon. Baru setelah mendapat panggilan telpon dari Itachi, Obito keluar dan membukakan pintu.

Pemandangan pertama yang Itachi lihat adalah kakak sepupunya itu berdiri dengan setelan kemeja dan celana hitam. Anggap saja business casual style, dengan kemeja yang digulung hingga siku, dimasukkan kedalam celana, dan tak lupa aksesoris berupa jam tangan yang menempel pada pergelangan tangannya.

Unexpected Love •NewWhere stories live. Discover now