Prolog

5.4K 349 19
                                    

Sudah menjadi hal yang wajar jika di dalam perguruan tinggi ada mahasiswa yang kagum pada dosen mereka. Yang dimaksud kagum di sini bukan sekadar kekaguman pada orang yang memberi ilmu pengetahuan saja. Bentuk kekaguman di sini adalah menjadikan para pengajar itu sebagai obyek seksual.

Jika ada dosen tampan atau cantik, selama mereka belum memiliki pasangan, para mahasiswa akan berbondong-bondong mendekati. Mulai dari dosen muda hingga yang bergelar profesor, semua akan masuk radar asmara mereka

Kebetulan, dosen pria yang menjadi suami idaman di Universitas Akademiya tahun ajaran ini adalah seorang profesor dari Darshan Haravatat

Namanya adalah Alhaitham.

Ketika profesor berusia 29 tahun itu turun dari mobil Audi Q7-nya, jeritan melengking dari para gadis terdengar. Rambut peraknya yang berkilau diterpa cahaya mentari pagi membuat ketampanannya meningkat sepuluh kali lipat. Meski tatapannya sedingin Gunung Dragonspine, mata zamrud-nya yang elok berhasil memikat hati siapapun yang melihat

Ada tas kerja di tangan kiri dan buku berjudul Deshret Philosophy karya Tirzad di tangan kanannya. Ketika ia berjalan, punggungnya yang tegak dan otot perutnya yang berundak nampak dari balik kemeja hitamnya yang ketat.

Sungguh pemandangan yang indah untuk memulai hari. Karena terlalu menggoda, para gadis dan beberapa pemuda bertubuh ramping secara refleks mengikuti AlHaitham. Tidak terlalu dekat untuk menjaga kenyamanan sang profesor, tapi juga tidak terlalu jauh.

Seorang mahasiswi manis di selasar gedung hanya bisa menggelengkan kepala ketika melihat pemandangan di lapangan. Ia tak habis pikir dengan teman-temannya yang tergila-gila pada Alhaitham.

"Bagaimana bisa mereka mengagumi Profesor Alhaitham. Dia sangat dingin dan pelit memberi nilai. Apa mereka tidak bergidik ketakutan ketika berada di dekatnya?"

Gadis bernama Setaria yang berdiri di sampingnya berdecak. Mahasiswi berkulut sawo matang itu berkata, "Ckck. Kau tidak tahu apa-apa, Rana. Para gadis dan pemuda ramping itu bahkan tidak peduli jika harus mengulang kelas. Selama bisa melihat wajah Profesor Alhaitham, mereka akan dengan senang hati menjadi mahasiswa abadi."

"Hhh, aku memang tidak mengerti. Hidup ini hanya sekali. Kalau aku bisa memilih, aku akan memilih pasangan yang lembut hatinya. Kau tahu. Tidak hanya tampan, tapi juga murah senyum, ramah, dan asik jika diajak bercanda."

Kali ini Setaria memalingkan wajahnya dari Alhaitham untuk menatap teman di sampingnya. Ia menaikkan satu alisnya penuh curiga dan berkata, "Sepertinya ciri-ciri itu merujuk pada seseorang. Katakan padaku. Mungkinkah yang kau maksud itu adalah dosen dari Darshan Khsahrewar yang akhir-akhir ini kau bicarakan?"

Rana tersipu malu. Ia melirik jam tangannya sejenak sebelum menunjuk ke arah gerbang kampus. "Ah, panjang umur. Dia datang."

"Siapa?"

Rana tidak menjawab. Ia lebih memilih untuk memperhatikan sebuah motor klasik Kawasaki W250 milik dosen idolanya masuk melewati gerbang Akademiya. Setelah memarkir kendaraannya di wilayah parkir dosen, sang pengemudi turun dan melepas helmnya.

Wajah cantik seorang pria segera nampak. Rambut emas sepundaknya yang dikibaskan memantulkan cahaya mentari dan membuatnya bagai peri yang turun dari langit.

Pria itu bernama Kaveh. Dosen yang juga seorang arsitektur dari Kshahrewar itu adalah dosen paling tampan peringkat kedua setelah Alhaitham di Akademiya. Jumlah penggemarnya tak kalah banyak, termasuk Rana yang sejak awal mengaguminya.

Seperti yang Rana katakan sebelumnya, berkebalikan dengan Alhaitham, Kaveh memiliki kepribadian yang hangat. Senyumnya akan dengan mudah mengembang setiap ada mahasiswa yang menyapanya.

Your Professor is Mine [Haikaveh]Where stories live. Discover now