Bab 41 - Panik

832 115 12
                                    

Cyno suka bekerja di tempat remang. Ruang kerjanya hanya mengandalkan bohlam redup di meja agar ia bisa melihat tulisan-tulisan dalam hologram dengan jelas.

Garis-garis warna hijau kini berkedip-kedip menambah ketegangan. Begitu Alhaitham dan Dottore memutuskan untuk duduk bersama membahas beberapa hal di masa lalu, bahkan ketegangan sidang tesis tidak ada apa-apa jika dibandingkan dengan ruangan Mahamatra malam itu.

Sejak dulu Dottore tidak pernah menunjukkan matanya. Entah ada luka yang ingin ditutupi atau sekadar gaya agar terkesan mengintimidasi, bagian atas wajahnya selalu dipasang topeng berbentuk paruh gagak. Meski begitu, Alhaitham dapat melihat kelicikan pria itu hanya dari gerakan bibirnya. Ketika Dottore menyeringai, pria itu seperti ular berbisa yang siap meracuni mangsanya.

"Aku adalah ilmuwan terhebat yang pernah Teyvat miliki, tapi kau berhasil menggagalkan dua eksperimen terbesarku. Pertama adalah kejadian 8 tahun yang lalu, kedua adalah kejadian 30 tahun yang lalu. Apa kau mengingat semua itu, Alhaitham?"

Dottore mengatakannya dengan nada terdisorientasi. Jika orang lain, mungkin suara itu sudah membuat mereka lemas. Tapi karena ini adalah Alhaitham, profesor dari Haravatat itu menghadapinya dengan tenang.

"Aku dua kali menggagalkanmu. Itu berarti yang paling hebat bukan lagi kau."

Dottore tertawa. "Hahahahaha. Yang delapan tahun lalu mungkin gagal, tapi yang pertama akhirnya berhasil dengan bantuanmu. Aku, seorang manusia biasa, sukses membangkitkan dua Dewa-Dewi yang mati kembali pada masa kejayaan mereka."

Kini giliran Alhaitham yang tertawa. "Masa kejayaan katamu? Kau tidak tahu apa-apa, Dottore. Di masa kejayaanku, aku memiliki pasukan yang jauh lebih hebat dari pada manusia-manusia lemah yang kau sumpali dengan Delusion bodohmu itu."

"Tapi bukan itu intinya, bukan?" Seringai Dottore tertarik semakin lebar ketika mendengar Delusion disebut. Cairan di antingnya berpendar lebih terang seolah menjadi refleksi dari anutusiasmenya.

Ya. Intinya adalah tetap Dottore yang berhasil menghidupkan Ahmar dan Nabu. Tetap Dottore yang memiliki pasukan kuat saat ini. Tetap Dottore yang lebih unggul dari Alhaitham.

Alhaitham mengakui kelemahannya dan tidak lagi berbicara.

Dottore kemudian melanjutkan, "Tapi jujur saja, Alhaitham. Kau hebat dalam bersembunyi. Lebih dari 20 tahun aku mencarimu, tapi tak kunjung membuahkan hasil. Kalau bukan kau yang sengaja menunjukkan dirimu akhir-akhir ini, mungkin aku masih mengabaikan misi ini."

"Katakan. Apa yang kau inginkan dariku?" tanya Alhaitham langsung pada intinya.

Dottore menyeringai. "Sangat dingin. Profesor Haravatat memang berbeda."

"Dottore."

"Hahahaha." Petinggi Fatui itu kemudian berdiri. Ia tertawa sembari berkeliling ruangan seolah tertarik dengan karya ilmiah para mahasiswa di sana. Ia membaca-baca makalah dengan serius sebelum mengembalikannya kembali ke tempat semula. Setelah itu, ia kembali menatap Alhaitham dan berkata, "Kau tahu apa yang aku inginkan."

"Buku pengetahuan terlarang?"

"Tepat sekali."

Alhaitham merasakan kehangatan di dada tempatnya menyimpan buku tersebut dan ia bertanya, "Dan jika aku tidak ingin memberikannya padamu?"

Tiba-tiba, Dottore mencondongkan tubuhnya ke arah Alhaithan. Kedua tangannya bertumpu pada meja untuk memberi penekanan sebelum menjawab, "Tujuanku untuk membangkitkanmu hanya untuk mengambil buku itu. Jika kau memberikannya padaku, kau bisa hidup damai dengan pasanganmu itu selamanya."

"Tidak. Kau tidak tahu seberbahaya apa buku itu. Aku tidak akan memberikannya padamu."

"Oh, ayolah, Alhaitham. Aku tidak sedang membuat penawaran denganmu. Justru aku memberimu kesempatan. Jika kau tidak memberikannya padaku sekarang, aku tidak tahu akan jadi apa Sumeru dalam waktu dekat. Aku yakin teman Mondstadt-mu itu sudah tahu ada apa di gurun sekarang."

Your Professor is Mine [Haikaveh]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz