Bab 40 - Persiapan Perang

773 117 21
                                    

Alhaitham mengajukan cuti panjang. Setelah ia berdiskusi kembali dengan Nahida atas apa yang baru ia ketahui, keduanya setuju untuk membagi tugas. Nahida akan menjadi benteng pertahanan dan berjaga di dalam, sementara Alhaitham menjadi penyerang di luar. Untuk itu, Alhaitham akan menghabiskan banyak waktu di luar sana dan tidak akan bisa mengajar di kelas.

Kaveh sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di Sumeru. Alhaitham tidak tega menceritakan karena ia tidak mau sang pujaan hati khawatir.

Biarkan saja Kaveh disibukkan dengan Pembangunan Ay-Khanoum. Biarkan saja Kaveh menari bersama Nilou. Urusan perang melawan Fatui di luar sana, biar Alhaitham yang menghadapi.

Hanya saja, Alhaitham merasa Kaveh perlu melakukan satu hal penting untuk melindungi dirinya sendiri.

Malam harinya, setelah keduanya sama-sama telah tiba di rumah, Kaveh sedang memasak dan Alhaitham memeluknya dari belakang. Itu adalah gestur yang penuh intimasi, tapi tidak melewati batas hingga disebut sebagai gairah. Kaveh dapat merasakan cinta suaminya yang menyelimuti hatinya.

Selagi Kaveh meresapi kehangatan yang didapatnya, Alhaitham berbisik, "Kaveh, apa kau serius tidak mau hidup bersamaku seperti ini selamanya?"

Kaveh menghentikan apa yang ia lakukan. Kaveh mematikan kompor dan menyimak apa yang Alhaitham hendak katakan.

"Aku tahu kau ingin kita menjadi manusia biasa, tapi .... Tidakkah umur manusia hanya sebentar? Nyaris tidak mungkin lebih dari 100 tahun dan entah butuh waktu berapa lama sampai kita reinkarnasi lagi dan menjadi pasangan seperti ini."

Kaveh paham maksud Alhaitham. Saat ia berbalik dan membelai lembut wajah sang suami, ia tidak marah. Ia justru tersenyum lembut dan berkata, "Umn. Aku mau abadi bersamamu."

Mata Alhaitham sudah menyala karena senang namun segera padam saat Kaveh melanjutkan, "Tapi aku ingin aku sendiri yang menentukan kapan aku menerima kekuatan lamaku."

"Hah?" Alhaitham tidak mengerti.

"Maksudku, bisakah aku menjadi Dewi, dalam kasus ini Dewa, Bunga setelah aku menyelesaikan proyekku? Akhir-akhir ini aku sudah memikirkannya. Kebangkitan Ay-Khanoum akan menjadi proyek terakhirku sebagai arsitek. Setelah itu, kita bisa tinggal di Khaj-Nisut dan memimpin kota itu seumur hidup kita."

Kini Alhaitham membelalakkan matanya. "A-apa? Tapi itu berarti masih beberapa tahun lagi."

"Akan aku usahakan selesai tahun depan. Untuk pemugaran Dar al-Syifa, Piramida, dan seluruh bangunan di Gunung Damavand bisa kita kerjakan pelan-pelan sebagai raja. Menurutmu bagaimana?"

Menurut Kaveh, ia sudah banyak mengalah. Ia mengabaikan keinginannya untuk menjadi manusia biasa dan memutuskan untuk memikul tanggung jawab berat sebagai Dewa bersama Alhaitham. Yang semula ia menolak memimpin Khaj-Nisut, kini ia juga menerimanya.

Masalahnya, ada situasi lain yang Kaveh tidak tahu. Jika di lain waktu, mungkin Alhaitham senang Kaveh akhirnya mau menjadi Dewa. Hanya saja, sekarang bukan saatnya negosiasi soal kapan Kaveh harus mendapatkan kekuatannya.

Kaveh harus sepenuhnya kembali menjadi Nabu Malikata dalam waktu dekat.

Pasukan Fatui sama kuatnya dengan Dewa. Alhaitham takut ketika ia mengonfrontasi pimpinan Fatui nanti, tidak ada yang menjaga Kaveh di Kota Sumeru dan pasangannya itu berakhir tewas tanpa sepengetahuannya.

Karena itu, Alhaitham mencari cara lain untuk membujuk pasangannya itu.

"Kaveh, sebentar lagi Festival Sabzeruz. Alangkah indahnya jika kau menari sebagai seorang Dewa di hadapan Rukkha nanti. Bunga bermekaran di mana-mana dan kau akan memberikan festival terindah pada seluruh warga Sumeru."

Your Professor is Mine [Haikaveh]Where stories live. Discover now