Bab 12 - Perjalanan ke Barat

1.5K 194 34
                                    

Pakaian siap.

Tenda siap.

Botol minum siap.

Mehrak siap.

Tabung berisi kertas sketsa siap.

Suami siap.

Ini pertama kalinya Kaveh melakukan ekspedisi bersama Alhaitham. Meskipun rombongannya berisi enam orang bersama Kaeya, Rana yang menjadi asistennya, dan dua orang dari Desa Aaru sebagai pemandu mereka nanti, Alhaitham yang berada di sisinya menjadi hal yang spesial.

Matahari masih belum terbit saat Kaeya menjemput Kaveh di rumahnya. Mobil Land Rover yang biasa digunakan untuk menjelajah alam segera muncul dari sudut jalan. Dari kejauhan, Kaveh dapat melihat pria berambut biru yang duduk di bangku pengemudi sedang melambaikan tangan. Di samping pria tersebut ada Rana yang sedang antusias memulai proyek pertamanya sebagai arsitek profesional.

Begitu mobil berhenti, Kaveh segera masuk ke dalam rumah untuk mengambil barang bawaan. Melihat Kaveh yang kerepotan mengangkut banyak tas, Kaeya buru-buru keluar dari mobil dan mengambil beberapa beban dari tangannya.

"Terima kasih, Kaeya."

"Tidak masalah."

Karena yang paling muda di rombongan mereka adalah Rana, ia merasa tidak enak untuk tidak membantu. Ia turut menghampiri dosennya dan menawarkan bantuan. "Profesor, ada yang bisa aku bawa lagi?"

Kaveh tersenyum. "Halo, Rana. Aku senang kau datang. Sudah mendapat izin dari orang tuamu, kan?"

Rana mengangguk antusias. "Tenang saja, Profesor. Mereka justru senang aku menjadi bagian dari tim ini. Terima kasih sudah memberiku kesempatan untuk bergabung."

"Harusnya aku yang berterima kasih.

Selesai memasukkan semua barang ke bagasi mobil, Kaeya sedikit berteriak dari kejauhan, "Ayo berangkat. Kita masih harus menjemput Alhaitham."

Kaveh melambaikan tangan. "Jemput ke mana? Dia tinggal di sini. Sebentar aku panggilkan."

Mendengar itu, Kaeya dan Rana secara refleks menatap satu sama lain dalam diam. Kedua orang itu baru kenal kemarin, tapi sudah akrab layaknya sahabat. Ada banyak hal yang mereka ceritakan pada satu sama lain, termasuk fakta bahwa Alhaitham adalah orang yang sulit. Dalam ekspedisi kali ini, mereka bahkan sependapat kalau yang susah ditangani bukanlah pasir, tapi profesor yang sedingin es dari Haravatat itu. Terik matahari gurun saja mungkin tidak mampu melelehkan hatinya.

Rana kemudian merapat ke sisi Kaeya dan berbisik, "Mereka memang tinggal bersama sejak kuliah. Rumah ini pemberian Akademiya sebagai hadiah untuk murid yang berprestasi seperti mereka. Coba Paman bayangkan seberapa banyak pertengkaran yang terjadi di rumah ini mengingat perbedaan sifat mereka. Aku merinding."

Kaeya menyenggol lengan Rana dengan pundaknya. "Jangan memanggilku Paman. Panggil aku Kak Kaeya saja."

"Uh, baiklah."

Kaeya kemudian melipat lengannya di dada. Ia mengamati siluet Kaveh yang sedang mengomeli Alhaitham karena bersiapnya lama dari balik jendela.

"Hmm, pantas saja Kaveh lebih sering menghabiskan waktu di bar. Aku kalau jadi dia mungkin juga akan melakukan hal yang sama."

Ketika Kaveh dan Alhaitham akhirnya keluar rumah dan mengunci pintu di belakang mereka, Kaeya tersenyum dan menyapa dengan ramah.

Your Professor is Mine [Haikaveh]Where stories live. Discover now