Bab 28 - Kekecewaan

1K 135 16
                                    

Kaveh telah menyelesaikan pertemuan rutinnya di Angel's Share saat Alhaitham masih menyantap makan malamnya di meja bar. Ia menghampiri sang suami, menengok ke arah tangga di lantai dua, dan dengan curiga bertanya, "Apa yang kau lakukan dengan Diluc di atas sana?"

Alhaitham mengunyah kentang gorengnya hingga lumat dan menelannya terlebih dahulu sebelum menjawab, "Tidak melakukan apapun. Apa yang kau pikirkan?"

"Kau jelas tahu apa yang kupikirkan. Aku hanya penasaran."

"Kalau begitu tidak ada yang perlu dibahas. Jika kau sudah selesai, ayo pulang."

Kaveh mendengus karena sang suami bersikap sok misterius. Ia segera pergi meninggalkan Alhaitham, berpamitan pada Rana, Kaeya, dan anggota tim lainnya, sebelum pergi mengambil sepeda motornya.

Alhaitham mengerutkan keningnya saat keluar dari bar. Ia bertanya, "Kenapa tidak kau tinggalkan saja motormu di sini dan naik mobilku saja?"

Kaveh mengenakan helmnya dan menjulurkan lidahnya untuk mengolok. "Aku tidak mau semobil dengan pria pelit sepertimu."

"Hah? Pelit katamu?"

"Wekk!" olok Kaveh kekanak-kanakan sebelum memutar gas dan membawa motornya melaju di jalanan. Asap knalpot berhembus dan membuat rambut perak Alhaitham berantakan.

Alhaitham tidak marah. Ia hanya menggelengkan kepala tak habis pikir dan menganggap Kaveh begitu menggemaskan. Setelah satu minggu hidup seperti perjaka yang kurang belaian, akhirnya pasangannya pulang. Tanpa menunggu lebih lama, Alhaitham pun masuk ke dalam mobil dan menyusul pujaan hatinya.

Tiba di rumah, Kaveh segera mandi, berganti pakaian tidur yang nyaman, dan merebahkan diri di atas kasur seperti bintang laut. Ia menghembuskan napas panjang penuh kelegaan dan berkata, "Ah!! Akhirnya bisa tidur nyenyak malam ini."

Alhaitham melipat lengannya di dada sembari menatap Kaveh dari bingkai pintu kamar. Dia berkata, "Langsung tidur?"

"Tentu saja. Memangnya mau melakukan apa lagi?" Kaveh mengatakan itu dari balik bantal yang dipeluknya. Ia juga memejamkan mata dan hanya ada kebahagiaan di wajahnya.

Alhaitham melepas kemejanya sembari menatap Kaveh dari atas. "Entahlah. Mungkin memuji suamimu karena berhasil mendapatkan uang untuk pembangunan."

Kaveh tak bergeming. "Kau adalah Dewa. Itu adalah tugas yang mudah bagimu."

"Tapi menjelajah 7 negara dalam sehari bukan tugas yang mudah. Aku menghabiskan setidaknya 2 jam di setiap negara, beramah tamah, dan lain sebagainya. Aku juga bisa lelah."

Kaveh melirik sang suami dengan satu matanya sebelum menggulingkan tubuhnya untuk memunggungi Alhaitham. "Omong kosong. Kau tidak bisa lelah. Energimu tak terbatas dan kau tidak akan mati kelelahan."

"Kata siapa?"

"Kata ...."

Sebelum Kaveh menjawab sembarangan, Alhaitham berkata, "Aku pernah mati karena kelelahan. Kalau aku tidak bisa mati, aku tidak mungkin hidup sebagai Alhaitham sekarang."

Kaveh menyadari kalau ia salah bicara. Ia terdiam beberapa saat untuk merenungkan perkataannya, tapi enggan minta maaf. Ia pun perlahan menggeser tubuhnya ke satu sisi tempat tidur dan memberi ruang Alhaitham untuk tidur di sebelahnya.

"Ah, baiklah, baiklah. Kau hebat hari ini, suamiku," ujar Kaveh dengan wajah setengah kesal setengah malu. "Tapi sebelum kau tidur, tidak bisakah kau mandi? Setidaknya cuci muka terlebih dahulu."

Alhaitham yang sudah mengangkat kakinya untuk naik ke atas kasur jadi harus mengurungkan niatnya. Ia pun ke kamar mandi dan berkata, "Baiklah, Dewi-ku. Aku mandi dulu. Jangan tertidur sampai aku kembali."

Your Professor is Mine [Haikaveh]Where stories live. Discover now