Bab 2 - Suami Cerewet

3.2K 303 27
                                    

Di dunia ini, segalanya bisa saja terjadi. Sumeru adalah negara yang penuh dengan kebijaksaan, rumah para ilmuwan terkemuka di Teyvat, dan segala penelitiannya diterapkan oleh setiap lapisan masyarakat. Tentu saja, orang yang tinggal di dalamnya berpikiran terbuka dan menerima semua kemungkinan yang ada.

Namun, tetap saja ada beberapa hal yang sekeras apapun seseorang memikirkannya, ia tidak bisa memahaminya apalagi mempercayainya.

Salah satunya adalah fakta bahwa si kutu buku yang dibicarakan Kaveh selama ini adalah Alhaitham.

Profesor yang terkenal ramah, hangat, dan bersinar itu memilih untuk menikahi dosen dingin yang pelit memberi nilai di Darshan Haravatat. Siapa yang bisa percaya?

Tanpa benar-benar merahasiakan pernikahan mereka saja tidak akan ada yang bisa menebak kalau mereka berbagi cinta siang dan malam. Kalaupun memberitahukannya pada dunia, orang jelas akan menertawakannya.

Terkadang, rahasia itu justru membuat Alhaitham dan Kaveh nyaman. Mereka tidak perlu menghadapi norma masyarakat sebagai sepasang suami yang rumit.

Misalnya, jika para dosen Kshahrewar mencari Kaveh yang tidak bisa dihubungi, mereka tidak akan merecoki Alhaitham dengan berbagai pertanyaan merepotkan.

Misalnya juga ketika Kaveh tidak menginginkan anak, ia tidak perlu mendengar sindiran para tetangga selama tujuh tahun ke belakang.

Masalahnya, tentu saja sebuah rahasia juga membuat sakit kepala.

Karena pernikahan mereka dirahasiakan, Alhaitham, ahli filsafat antisosial yang tidak peduli dengan hal-hal selain dirinya, jadi bingung ketika harus mengawasi pasangannya yang berjiwa bebas. Kaveh terlalu banyak tingkah sampai-sampai dalam sebulan, mungkin hanya hitungan jari pria berambut emas itu tinggal di rumah mereka.

Menginap di bar lah. Begadang di kampus lah. Ekspedisi ke Mondstadt dengan rekan-rekannya lah. Dan lain sebagainya.

Alhaitham mungkin sudah terbiasa dengan segala kelakukan sang pasangan. Hanya saja, jika itu menyangkut gurun, Alhaitham tidak bisa tinggal diam. Ada perasaan rumit di hatinya yang membuatnya tidak rela Kaveh berlama-lama di padang pasir itu.

Saat ini Alhaitham tengah duduk di kursi kerjanya. Melalui layar hologram Akasha-nya, ia mengamati titik merah kecil yang berkedip-kedip di atas peta Sumeru. Ia ingin memastikan di mana Kaveh berada saat ini. Dan begitu pasangannya itu melewati perbatasan wilayah hutan tropis Rukkhadevata dan gurun Raja Deshret, Alhaitham secara refleks meremas kaleng minuman isotonik di tangannya.

Dengan wajah datar namun sebenarnya kesal, Alhaitham mematikan Akasha dan beranjak pergi dari ruang dosen. Ia bergegas ke perpustakaan untuk menenangkan dirinya.

Deshret Philosophy ada di dalam genggamannya. Ia membacanya untuk kedua kalinya hari itu, tapi tak satu pun kata masuk ke dalam otaknya. Ia begitu khawatir dengan Kaveh dan ia kesal mengapa ia menjadi protektif seperti itu.

Gurun sangatlah berbahaya. Tidak hanya karena ada Eremites yang suka membuat keributan, tapi medan di sana juga penuh rintangan.

Belum lagi itu wilayah Raja Deshret di masa lalu. Semua orang tahu apa yang raja egois itu perbuat hingga menghancurkan kerajaan dan rakyatnya sendiri.

Alhaitham menjadi sakit kepala memikirkannya. Mimpi-mimpinya selama ini semakin jelas hari demi hari. Semuanya berkaitan dengan sang raja sialan dan itu jadi mempengaruhi kebijaksanaannya.

"Haruskah aku menyusul Kaveh ke Desa Aaru?" gumam Alhaitham pada dirinya sendiri.

Tepat ketika Alhaitham mencetuskan ide tersebut, suara langkah kaki datang menghampirinya.

Your Professor is Mine [Haikaveh]Where stories live. Discover now